Peristiwa Daerah

Soal Sertifikasi Pranikah, Gus Hans: Kekuatan Kota Ditopang Keharmonisan Keluarga

Rabu, 20 November 2019 - 18:43 | 114.67k
(ki-ka) Gus Hans dan Dhimas Anugrah.(Foto : Istimewa)
(ki-ka) Gus Hans dan Dhimas Anugrah.(Foto : Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Diskusi mengenai rencana sertifikasi atau pembekalan persiapan pranikah oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menghangat di masyarakat.

Banyak elemen masyarakat, para pemuka agama, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan dukungannya pada ikhtiar yang digagas oleh Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy tersebut. 

Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mengatakan, jika maksud utama dari sertifikasi untuk mematangkan kesiapan bagi calon pasangan menuju dunia yang baru dengan tanggung jawab yang baru pula.

"Maksud sertifikasi ini baik. Semua berawal dari keluarga," kata Gus Hans, Rabu (20/11/2019).

Keluarga, lanjutnya, adalah 'madrasah' bagi setiap entitas sebelum ia berinteraksi dan berperan di dunia luar. 

"Oleh karena itu, kekuatan kota ditopang oleh keharmonisan tiap-tiap keluarga dari warganya," kata ulama yang juga pemegang sertifikat Fasilitator Bimbingan Perkawinan dari KUA itu.

Pembagunan jiwa dari sebuah kota, menurut Gus Hans, dapat diawali dengan membangun keluarga yang bukan hanya sakinah, mawaddah, wa rahmah, tapi juga harus maslahah atau memberikan kebaikan bagi sekitarnya.

"Setiap calon hendaknya bersiap diri dari sisi mental dan sadar bahwa hak dan kewajiban pun akan melekat lebih kompleks dibanding ketika ia masih belum ada ikatan pernikahan," kata Gus Hans.

Pria yang santer disebut sebagai calon penerus Wali Kota Risma itu menambahkan, yang harus diantisipasi adalah membengkaknya biaya untuk melangsungkan pernikahan, yang akan menimbulkan permasalahan sendri bagi calon yang tidak mampu.

Senada dengan Gus Hans, pemerhati sosial dari Generasi Optimis (GO) Indonesia, Dhimas Anugrah mengatakan pernikahan perlu dipersiapkan sebaik-baiknya sebagai antisipasi beragam dinamika dalam perjalanan rumah tangga

Dalam konteks kebijakan Pemerintah, menurut Dhimas, tujuan persiapan pranikah ialah ikhtiar dalam mewujud-nyatakan pernikahan yang stabil dan harmonis dalam masyarakat.

Ia menilai dalam persiapan pranikah, pemberian informasi dan pembinaan dalam mengatasi tantangan-tantangan dalam rumah tangga tersebut pada akhirnya diharapkan bisa menurunkan tingkat kegagalan dalam pernikahan di masyarakat.

Pemerhati yang tergabung dalam Oxford Center for Religion and Public Life, Inggris itu menambahkan, melalui bantuan tenaga profesional seperti konselor pernikahan profesional, persiapan pranikah juga bermanfaat untuk menjembatani harapan-harapan yang mungkin dimiliki seseorang terhadap pasangannya dan kehidupan pernikahan yang diinginkan, yang mungkin belum sempat dibicarakan sebelumnya.

"Pembekalan pranikah tujuannya sangat baik, untuk memberikan pemahaman kepada pasangan yang hendak menikah tentang pentingnya membangun rumah tangga yang kuat demi mewujud-nyatakan manusia Indonesia yang unggul," kata Dhimas.

Sebelumnya diberitakan bahwa Kemenko PMK berencana memberlakukan program sertifikasi perkawinan. Program itu sendiri rencananya akan mulai diberlakukan tahun 2020. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES