Pemerintahan

Gubernur Jatim akan Pertahankan Lahan di Daerah Demi Jatim Daulat Pangan

Selasa, 19 November 2019 - 21:43 | 47.70k
Foto : Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (FOTO: Lely Yuana/Dok. TIMES Indonesia)
Foto : Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (FOTO: Lely Yuana/Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGubernur Jatim Dra Hj. Khofifah Indar Parawansa menginginkan kenaikan tingkat dalam hal pangan. Yakni dari predikat memiliki ketahanan pangan menjadi daulat pangan. 

Banyak cara yang akan dilakukan. Salah satunya, mempertahankan lahan pertanian di daerah. 

Khofifah mengungkapkan keinginannya itu pada peringatan Hari Pangan Sedunia di JX International, Surabaya. Saat ini, Jawa Timur suprlus beras sekitar 3,7juta ton. Begitu juga dengan jagung. Surplusnya mencapai 5,88 juta ton. 

Pada kondisi tersebut, Jatim mampu menyangga 15 provinsi di Indonesia. Karena itu, Khofifah yakin Provinvi Jawa Timur bisa mengalami peningkatan bidang pangan. Predikatnya tak lagi ketahanan pangan. 

"Tapi, Jatim bisa menjadi berdaulat pangan,'' ungkapnya, Selasa (19/11/2019).

Banyak cara dilakukan agar daulat pangan bisa terwujud. Salah satunya mempertahankan lahan pertanian. Dia menyatakan penyusutan lahan pertanian di Jawa Timur cukup besar. Yakni mencapai 1.900 hektar. Karena itu, dia meminta kepala daerah lebih selektif.

"Jangan sembarangan memberi izin proyek pada lahan yang produktif,'' ujar dia. 

Kepala daerah diminta meninjau kembali perizinan dan regulasi yang sudah ditetapkan. Lahan produktif harus digunakan sesuai peruntukannya. Dia tidak ingin lahan produktif dikonversikan untuk keperluan lainnya. 

Mantan menteri sosial itu juga mengajak masyarakat gemar bercocok tanam. Utamanya generasi masa kini. Banyak yang malu saat berurusan dengan cocok tanam. Perasaan itu harus dihilangkan. 

''Milenial tak boleh malu bercocok tanam,'' ungkap dia. 

Sebaliknya, generasi milenial bisa berinovasi dalam bidang pertanian. Inovasi tersebut bisa membantu pembangunan bidang pangan. Dengan begitu, Jawa Timur bisa meningkat menjadi daulat pangan dengan mudah. 

Peringatan Hari Pangan Sedunia itu dihadiri pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Pada kesempatan itu pula, Khofifah mengajak mereka untuk memakan telur rebus. Ajakan itu sebagai simbol bahwa telur ayam dari Jawa Timur aman, tidak beracun. 

Aksi itu dilakukan Khofifah untuk menangkal hasil penelitian yang menyatakan telur ayam di Jawa Timur mengandung racun. Telur yang diteliti berasal dari ayam kampung di Tropodo, Krian, Sidoarjo.  Khofifah ingin masyarakat paham bahwa telur tersebut bukan yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat. 

Selesai menggelar aksi, Gubernur Jatim mengunjungi beberapa stan di ruang tersebut. Ada beragam hasil pangan dipamerkan. Setiap daerah memiliki produk  khas masing-masing. Ada yang berupa sayur, ada pula yang berupa buah-buahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES