Peristiwa Daerah

Ceramah di Rutan Medaeng, Ini Pesan Ketua PWNU Jatim pada Warga Binaan

Senin, 18 November 2019 - 20:43 | 126.54k
Kiai Marzuki Mustamar dan Bu Nyai Marzuki disambut Nanda Gudban (jilbab hitam) sesaat sebelum mengisi ceramah di rutan Medaeng. (foto: rutan kelas 1 surabaya for TIMES indonesia)
Kiai Marzuki Mustamar dan Bu Nyai Marzuki disambut Nanda Gudban (jilbab hitam) sesaat sebelum mengisi ceramah di rutan Medaeng. (foto: rutan kelas 1 surabaya for TIMES indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Rutan Kelas 1 Surabaya dan Rutan Perempuan Surabaya (Rutan Medaeng), Senin (18/11/2019) berlangsung meriah dan khidmat. Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang memberi tausiyah mendapat perhatian istimewa dari para warga binaan dan pejabat rutan.

Tampak hadir Kiai Marzuki bersama bu nyai Marzuki, Karutan Teguh Pamuji, 
ketua Pelaksana yang juga Kasi Pelayanan Tahanan Ahmad Nuri Dukha, sejumlah anak yatim, dan warga binaan.

Yang menarik, kehadiran Kiai Marzuki dan Bu Nyai Marzuki tampak disambut mantan Cawali Malang Yaqud Nanda Gudban. Nanda yang memang cukup aktif dalam kegiatan sosial di rutan ini menjadi salah satu panitia dalam Maulid Nabi Muhammad ini.

KH-Marzuki-Mustamar-b.jpg

Dalam tausiyahnya, Kiai Marzuki menuturkan bahwa di mana pun manusia berada, seyogyanya bisa menjadikan manusia itu lebih baik. 

"Di mana pun tempat kita sekarang, ditaruh di mana pun kita sekarang, harus bisa menjadikan kita lebih baik. Semuanya tergantung manusianya sendiri," tutur pengasuh Ponpes Sabilur Rasyad, Gasek, Kota Malang, ini.

Edisi-senin-18-November-2019KIAI-NUbaru.jpg

Bagaimana caranya? Menurut Kiai Marzuki, di manapun manusia ditempatkan akan bisa menjadi lebih baik tergantung dari keikhlasan dan dengan siapa berkumpuk. "Selama kita ikhlas menerima, terus berdoa, dan berkumpul dengan orang yang mau menjdi baik, maka manusia itu akan menjadi lebih baik juga," jelas Kiai Marzuki. 

Para warga binaan pun menyimak serius pesan itu. Kiai Marzuki lantas menegaskan bahwa tempat seperti rutan ini bisa menjadi tempat yang baik. Sebaliknya yang dari pesantren pun juga bisa menjadi tidak baik. 

Ceramah-di-Rutan-Medaeng.jpg

"Tidak semua lulusan pesantren menjadi ulama, ada pula yang salah jalan. Jadi semua tergantung manusianya sendiri," tuturnya.

Intinya, sambung dia, manusia harus berdoa, sabar, dan ikhlas menjalani hidup. "Di sini (rutan) diberi waktu luang yang banyak manfaatkan sebaik mungkin. Siapa tahu pulang sebagai penghafal Alquran," pesan ketua PWNU Jatim ini di hadapan warga binaan Rutan Medaeng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES