Peristiwa Daerah

Ekskavasi Batuan Candi Bowo Lamongan, Ini Temuan BPCB Jatim

Senin, 18 November 2019 - 17:10 | 205.05k
Yoni yang ditemukan di Candi Bowo, di Dusun Boworejo, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, Senin, (18/11/2019). (Foto : BPCB Jatim for TIMES Indonesia)
Yoni yang ditemukan di Candi Bowo, di Dusun Boworejo, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, Senin, (18/11/2019). (Foto : BPCB Jatim for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim) bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, memperoleh sejumlah temuan saat melakukan ekskavasi temuan batuan Candi Bowo di Dusun Boworejo, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan.

“Ditemukan peninggalan Majapahit di Dusun Boworejo, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan,” kata arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Adi Nugroho, Senin (18/11/2019).

Batuan-2.jpg

Lebih lanjut Wicaksono membeberkan, ekskavasi yang dijalankan tim BPCB Jawa Timur di Situs Candi Bowo sejak Sabtu (16/11/2019) lalu, ditemukan andesit dan Yoni di lahan persawahan milik Bambang Sugianto, warga Dusun Boworejo.

Namun, dari hasil kajian, disimpulkan adanya kemungkinan Yoni sudah terpindahkan dari tempat aslinya. “Karena di bawah Yoni saat ini tidak ditemukan struktur bata atau batu yang berfungsi landasan atau alas,” ucapnya.

Batuan-3.jpg

Tak hanya Yoni, sambung Wicaksono, hasil ekskavasi yang dilakukan di lima buah lubang gali berukuran 100 centimeter x 100 centimeter hingga kedalaman 1,5 centimeter juga ditemukan sejumlah fragmen porselen.

“Berasal dari masa Dinasti Yuan dan Vietnam abad 14 masehi. Ditemukan juga sejumlah fragmen tembikar kasar dan halus yang memiliki tipologi dari masa Majapahit,” tutur Wicaksono.

Lebih jauh, dikatakan Wicaksono, di lokasi yang memiliki potensi kepurbakalaan tersebut, sudah tidak ditemukan lagi struktur batu maupun bata yang masih membentuk bangunan candi.

Batuan-4.jpg

“Berdasarkan keterangan Pak Nano Sasulihono Kepala Dusun Boworejo, kemungkinan bangunan candi di lokasi ini telah habis diambil oleh  masyarakat pada tahun 1951 untuk membangun rumah dan jalan,” ujarnya.

Wicaksono menguraikan, dari penuturan warga, dahulu di lokasi Candi peninggalan Majapahit ini, bernama Dusun Candi. Namun karena masyarakat banyak mengalami kesialan yang bahkan mengakibatkan kematian, masyarakat satu dusun di lokasi ini kemudian direlokasi dan diberi nama baru sebagai Dusun Boworejo.

Wicaksono menambahkan, masyarakat Desa Cangkring hingga kini masih menyebut lokasi ini sebagai candi. “Dan dipercaya sebagai tempat yang angker yang bisa mengakibatkan kematian,” ucapnya seusai melakukan ekskavasi Candi Bowo seraya menambahkan untuk sementara proses ekskavasi di lokasi tersebut dihentikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES