Gaya Hidup

Ekspresikan Kegundahan Sosial, Samin Gelar Pameran Bertajuk "Butuh Utuh"

Minggu, 17 November 2019 - 23:02 | 168.62k
Sanggar Minat (Samin) dalam pamerannya malam ini angkat tema “Butuh Utuh “ hari ini (17/11/2019) (foto: Widya Amalia/TIMES Indonesia)
Sanggar Minat (Samin) dalam pamerannya malam ini angkat tema “Butuh Utuh “ hari ini (17/11/2019) (foto: Widya Amalia/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Sanggar Minat (Samin) Universitas Malang menggelar pameran “Butuh Utuh“, Minggu (17/11/2019) di Gedung Graha Insan Cita, Jln Soekarno Hatta, Kota Malang.

Pameran ini adalah bentuk kegundahan para seniman Samin yang dianggap karya seninya jauh dari masyarakat. Selain itu, karya ini juga mengangkat isu sosial tentang kebutuhan manusia yang dilupakan sehingga lupa akan dirinya sendiri.

Sanggar-Minat-2.jpg

“Manusia itu punya kebutuhan yang mereka lupakan. Jadi lupa jadi diri sendiri. Dan jadi hidup sendiri – sendiri. Lalu diekspresikan melalui pameran ini,” papar Kezia Agatha, seniman muda Samin.

Perempuan yang juga sebagai ketua pelaksana ini mengungkapkan sebanyak 30 karya dan belasan project kesenian dipamerkan.

“Karyanya juga dari angkatan 1 sampai 25, di mana semuanya menceritakan kebutuhan interaksi dan kebutuhan social dengan orang lain,” papar Kezia.

Karya yang dipamerkan adalah mural, resin, sejarah. Ada juga karya lukis, ilustrasi, project video animasi, VR, dan surerame. Masing – masing dibuat sendiri oleh seniman Samin.

Sanggar-Minat-3.jpg

Tidak hanya itu, Samin sendiri juga menghadirkan Performance art, akustik, dan parade band.

Pameran ini terbagi menjadi dua. Di lantai 1, konsep yang dibawa adalah pameran konvensional. Di mana peletakan karya dan tata artistiknya dilakukan secara sederhana dan rapi.

Sedangkan di lantai 2, karya – karya yang lebih kontemporer pun dipamerkan. Malah terdapat satu ruangan yang penuh dengan video art, dan video performance art.

Hal ini tentu saja menarik perhatian dam mendapat apresiasi pengunjung.

“Kita tuh sekarang mikir kenapa banyak orang yang karyanya monoton. Oke gapapa seni ga ada batas, ga ada aturan. Tapi kenapa ya kok akhirnya banyak anak-anak yang karyanya gitu–gitu doang. Padahal bisa pakai media lain,” papar Kezia.

Dirinya juga menyampaikan dalam berkarya harus banyak interaksi dengan orang lain. Apalagi dalam menghadirkan karya yang mengajak pengunjung untuk berinteraksi. Interaksi mendorong seniman untuk memiliki referensi yang cukup dan berbagi pikiran.

Samin adalah unit kegiatan mahasiswa Universitas Malang yang sudah eksis sejak tahun 1994. Dari tahun ke tahun, Samin selalu menggelar pameran karya yang selalu menarik. Samin tidak pernah meninggalkan ciri khasnya berupa karyanya yang selalu banyak dan penuh warna. Lebih nyentrik, namun tidak jauh dari kenyataan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES