Tsuroyya Adibah, Mahasiswi UM Asal Malang Terpilih Duta ISNU Jatim 2019
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Setelah melalui seleksi yang sangat ketat, akhirnya panitia pemilihan Duta ISNU Jatim 2019 berhasil memilih juara di Hotel Grand City Hall Surabaya Sabtu malam, 16 November 2019. Terpilih sebagai juara umum Tsuroyya Adibah dari Malang, Best Personality: Intan Budiana Putri dan juara Media Social Favorite, Agisa Ananda Yansri.
Selain menjadi juara umum, Tsuroyya, juga menyabet juara 1 katagori putri. Dengan keberhasilan itu mahasiswi asal Universitas Negeri Malang jurusan bahasa Inggris itu berhak atas beberapa hadiah dari panitia. Di antaranya hadiah uang, piagam dan tropi juara serta hadiah utama umroh ke tanah suci.
Sedangkan juara kedua kategori putri Vita Faudatun, juara tiga Ridlo Rimba Kumala dan Riyana F. Zahra (Juara Harapan)
Sementara Kategori Pria masing-masing juara satu Alfian Salim, juara dua Moh Riadi, juara tiga M. Yepta dan Hardiv Arviri, meraih juara harapan.
Ajang pemilihan Duta ISNU Jatim 2019 mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Khususnya dari kalang milenial. Terbukti begitu pendaftaran dibuka langsung diserbu peserta. Tidak kurang dari 830 peserta ikut ambil bagian acara yang digelar oleh Pengurus Ikatan Sarjana NU Jawa Timur itu.
Tim dewan juri sangat ketat menyeleksi. Karena dari 700 an lebih peserta di babak awal hanya dipilih 100 peserta. Dari 100 hanya diambil 20 peserta untuk masuk babak final.
Di babak grand final Tsuroyya Adibah dari Malang terpilih sebagai juara umum. Sedangkan Best Personality diaraih oleh Intan Budiana Putri. Sementara Agisa Ananda Yansri meraih juara Media Social Favorite.
Apresiasi luar biasa datang dari Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak dan jajaran profesional perbankan. Mantan Bupati Trenggalek itu memuji suksesnya penyelenggaraan pemilihan Duta ISNU Jatim.
“Panitianya saya lihat padu dan menunjukkan ke ISNU-annya, effective working group bukan golongan rewel group, ditilik dari meriahnya acara dan antusiasme publik, orchestrasi organisasinya mengesankan,’’ ujar Emil.
Menurut Emil, Pemilihan Duta ISNU Jatim sebagai trobosan dakwah yang keren dan ISNU Jatim bisa membaca Peta dakwah dan industri kota besar masa kini. Pakaian dan make up nya bisa menumbuhkan creative industry.
Jurinya sangat profesional, independent dan penuh dedikasi sehingga titis pilih yang terbaik.
“Manfaat Duta ISNU akan dirasakan kuat manakala Aswaja bisa diterima di kalangan Islam kota dan millenial yang proporsi jumlahnya 30-35 persen penduduk,’’ kata Kang Emil yang sebelumnya juga pernah menjabat pengurus PCI NU Jepang itu.
Sementara, Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof Mas’ud Said mengatakan bahwa pemilihan Duta ISNU adalah bagian dari program proliferasi pengkaderan ISNU dan sekaligus untuk memperluas wilayah dakwah bagi Banom Nahdlatul Ulama terutama kalangan intelektual dan milenial.
“Dalam karantina mereka mendapat arahan pemahaman Aswaja dan juga komunikasi masa yg bagus untuk pengembangan diri dan jiwa kompetitif,’’ ungkapnya.
Para peserta, lanjut Mas’ud, sebagian besar adalah kader kader muda profesional NU yang memiliki kelebihan alamiah berupa talenta, prestasi akademik dan komunikasi masa yang bagus dan jiwa competitiveness untuk bisa bersaing. “ Selamat dan sukses untuk para juara,’’ tutup Mas’ud.
Zahrul Azhar atau yang lebih akrab dipanggil Gus Hans, sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa gelaran itu bertujuan mengenalkan ISNU dan Islam yang damai kepada masyarakat luas dan kaum milenial. “Kita gaet anak-anak muda sebagai ujung tumbak mengenalkan ISNU dan Islam yang Rahmatan Lil alamiin,’’ ungkap putra KH As’ad Peterongan Jumbang itu.
Sementara itu Tsuroyya Adibah setelah terpilih sebagai juara umum Duta ISNU Jatim 2019 mengaku kaget dan tidak menyangka kalau ia akan terpilih sebagai juara umum.
“Alhamdulillahirobbil alamin. Saya sempat tidak menyangka mengingat ajang ini adalah kompetisi pertama mengikuti beauty pageant atau semacamnya. Tentu reaksi keluarga, teman, dan guru-guru sangat bahagia, terharu, dan bersyukur. Semuanya senantiasa memberikan support kepada saya secara ikhlas lahir dan batin,’’ ungkapnya berbinar-binar.
Disinggung ihtiyar apa yang dilakukan sebelumnya?
Ia mengatakan Awalnya temannya memberikan pamflet Duta ISNU 2019 dalam pesan WA (What'sApp). Ia mengaku sempat pesimistis karena tidak pernah memiliki pengalaman apa pun untuk mengikuti ajang seperti ini. Namun, berkat dukungan motivasi dan doa dari orang-orang terdekat, terlebih lagi dari Bapak dan Ibu, hatinya terdorong untuk mengikuti ajang ini dengan niat mencari ridho Allah melalui ridho kedua orang tua.
“Saya tidak belajar terlalu banyak, hanya mereview pemahaman saya saat duduk di bangku sekolah mengenai paham Aswaja (Ahlussunnah wal jamaah) dan NU (Nahdlatul Ulama), terlebih lagi saya bershalawat setiap saat agar diberikan kelancaran dan kemudahan saat mengikuti tahapan-tahapan pemilihan Duta ISNU,’’ kata gadis asal Singosari ini.
“Alhamdulillah, ternyata ingatan saya masih kuat. Dan hanya perlu membaca sedikit-sedikit beberapa detail yang saya lupa. Intinya ada pada ridho orang tua, guru, percaya diri, dan memohon doa kepada Allah serta bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW,’’ tambah Tsuroyya Adibah, juara umum Duta ISNU Jatim 2019. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |