Peristiwa Daerah

Kembangkan TPA Supit Urang di Kota Malang, Begini Konsep Kementerian PUPR RI

Sabtu, 16 November 2019 - 07:23 | 315.04k
Ilustrasi Pengembangan TPA Supit Urang di Kota Malang dengan Sistem Sanitary Landfill. (FOTO: Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR RI)
Ilustrasi Pengembangan TPA Supit Urang di Kota Malang dengan Sistem Sanitary Landfill. (FOTO: Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR RI)

TIMESINDONESIA, MALANG – Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Darjat Widjunarso mengatakan pengembangan TPA Supit Urang dengan menggunakan sistem Sanitary Landfill merupakan dukungan Kementerian PUPR RI kepada Pemerintah Kota Malang.

Pengembangan TPA Supit Urang dilakukan dengan pembangunan sel baru seluas 4,6 hektare untuk menggantikan sel lama yang kondisinya sudah hampir penuh. TPA yang lama direncanakan untuk ditutup dan dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau.

Kembangkan-TPA-Supit-Urang-2.jpg

Pengembangan TPA ini adalah buah kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR RI dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM).

“Program ERIC-Solid Waste Management dimaksudkan untuk memberikan kontribusi dalam pelaksanaan strategi perubahan iklim di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan melalui investasi fasilitas pengolahan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan dan higienis," kata Darjat, Jumat (16/11/2019).

Adapun bentuk dukungan pembangunan Kementerian PUPR RI mencakup penyusunan desain TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, pekerjaan konstruksi TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, serta pengadaan alat berat pendukung.

"Selain itu juga peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintah Daerah di sektor persampahan," imbuh Darjat.

Sementara sistem sanitary landfill TPA Supit Urang dibangun dengan melakukan pelapisan lahan pembuangan (sel aktif) TPA menggunakan 3 lapis perlindungan lingkungan.

Pertama, di atas tanah asli yang telah dipadatkan dipasang lapisan kedap paling bawah berupa geosynthetic clay liner bahan gel sintetis (geo tekstil) setebal 1 cm yang akan menahan kebocoran air lindi agar tidak mencemari tanah.

"Lapisan kedua dan ketiga adalah lapisan geomembran setebal 2 mm berupa lapisan impermiabel dan geotextile setebal 1,2 cm berupa karpet sintetis berserat kasar yang khusus didatangkan dari Jerman," ungkap Darjat.

Selanjutnya karpet sintetis ini dilapisi batu koral dengan diameter 2 cm tertumpuk rata setinggi 50 cm sebagai bahan penyaring air lindi. Kemudian sampah ditumpuk, diratakan, dan ditimbun tanah pada setiap ketinggian tanah 1–2 meter agar tidak dihinggapi lalat dan juga mencegah terjadinya kebakaran dari gas metan yang dihasilkan sampah.

Terakhir, Darjat menambahkan, air lindi kemudian ditampung dan disalurkan ke kolam penampungan IPL (Instalasi Pengolahan Lindi) dengan sistem pemurnian bertahap dan dilengkapi bak kontrol.

Output dari pembangunan TPA Supit Urang oleh Kementerian PUPR RI ini adalah mengedepankan konsep ramah lingkungan dengan mengurangi aroma tidak sedap dan limbah yang dibuang telah memenuhi standar. Misalnya kandungan Ph air lindi, BOD, COD, N-total, dan sebagainya.. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES