Peristiwa Daerah

Sopir Truk Keluhkan Kelangkaan Solar di Lamongan

Jumat, 15 November 2019 - 17:57 | 94.34k
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Lamongan untuk mendapatkan solar, Jumat (15/11/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Lamongan untuk mendapatkan solar, Jumat (15/11/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Para sopir truk yang melintas di Jalan Poros Nasional wilayah Lamongan mengeluhkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umun (SPBU).

Seperti yang diutarakan oleh Rudianto, sopir truk asal Tuban, yang mengaku sudah 2 hari ini kesulitan mendapatkan solar untuk kendaraannya.

"Dari kemarin tidak berani jalan karena khawatir kehabisan solar," tutur Rudianto, Jumat (15/11/2019).

Sementara, salah satu petugas SPBU di Lamongan menyebut bahwa saat ini pasokan solar mengalami penurunan dari biasanya.

"BBM jenis solar sering kosong. Biasanya setiap kali pengiriman BBM jenis solar ke SPBU ini dikirim 16 ribu liter, namun untuk saat ini hanya dijatah 8 ribu liter. Itu pun tidak setiap hari dikirim. Kalau pun ada pembeliannya dibatasi maksimal Rp 300 ribu," kata petugas SPBU yang namanya tidak mau ditulis.

Di sisi lain, Unit Manager Communication and CSR MOR V, Rustam Aji menuturkan, penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM), khusus untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) penyalurannya dilakukan berdasarkan kuota atau alokasi di setiap wilayah dan Pertamina tidak melakukan pengurangan volume BBM.

"Berdasarkan regulasi saat ini, Premium dan Solar, merupakan produk penugasan, sehingga penyalurannya harus sesuai alokasinya yang ditetapkan pemerintah," kata Rustam.

Sedangkan kelangkaan solar saat ini, Rustam menyebut hal itu terjadi karena meningkatnya konsumsi BBM di Jawa Timur.

"Tingginya konsumsi BBM di Jawa Timur, membuat penyaluran BBM sudah melebihi kuota total tahun 2019. Namun Pertamina tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan tetap mengacu pada ketentuan pemerintah," ujarnya. 

Menurut Rustam, peningkatan konsumsi solar terjadi terutama dari konsumen industri jelang akhir tahun, lantaran akan ada kegiatan besar seperti Natal dan Tahun Baru.

"Oh ya, tolong dibedakan antara stok dan kuota/alokasi. Kalau stok itu BBM yang tersimpan di sarfas Pertamina seperti Terminal BBM, kilang, tanker dan lain-lain. Ini dalam jumlah yang aman, sehingga Pertamina masih bisa menyalurkan. Kalau alokasi itu volume yang boleh disalurkan sesuai yang ditetapkan pemerintah telah mempertimbangkan jumlah pengguna yang menjadi sasaran subsidi dalam APBN," terangnya.

Lebih lanjut Rustam menjelaskan, untuk BBM jenis solar alokasi total tahun 2019 adalah 2.092.000 kilo liter, sementara alokasi hingga Oktober 2019 mencapai 1.742.400 kilo liter dan realisasi penyaluran sampai dengan Oktober 2019 1.917.800 kilo liter.

"Penyaluran 3 bulan terakhir sudah mencapai 215.000 kilo liter Solar per bulan. Padahal di semester I, penyaluran Solar di Jatim rata-rata masih 175.000 kilo liter per bulan," ucap Rustam, terkait kelangkaan solar yang juga terjadi di Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES