Indonesia Positif

Yuk Intip Produksi Gula Aren Tradisional Pusuk

Jumat, 15 November 2019 - 11:18 | 295.50k
H. Samsuddin (38) salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi tim Humas Lombok Barat di Dusun Kedongdong Atas, Rabu (13/11) kemarin. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
H. Samsuddin (38) salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi tim Humas Lombok Barat di Dusun Kedongdong Atas, Rabu (13/11) kemarin. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LOMBOK BARAT – Bagi anda atau keluarga yang ingin berwisata ke Kabupaten Lombok Barat (Lobar), tak ada salahnya mengunjungi wisata Desa Pusuk Lestari dengan potensi alam yang dimiliki. Seperti diketahui gula aren Pusuk Lestari merupakan salah satu produk hasil perkebunan masyarakat yang diolah masih dengan secara tradisional sehingga menghasilkan pemanis alami dan pemekatan nira aren (enau).

H. Samsuddin (38) salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi tim Humas Lombok Barat di Dusun Kedongdong Atas, Rabu (13/11) kemarin, berkenan menerima kedatangan kami untuk melihat langsung proses produksi gula aren tersebut. Mulai dari pergi menyadep hingga jadi gula aren. Untuk sampai ke lokasi produksi, kami menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer dari jalan raya melewati jalan rabat yang cukup terjal. 

"Pertama-tama, sebelum mengambil air dari pohon aren (enau) selama dua minggu atau bahkan sampai sebulan dilakukan proses pemukulan. Setelah dipukul, dilanjutkan dengan dipotong lengan bunga aren, didiamkan minimal selama dua hari. Hal itu kita lakukan untuk melihat apakah air pohon aren (enau) itu banyak atau tidak," ceritanya.

Untuk mengambil air aren ia menggunakan jerigen atau bisa juga menggunakan wadah yang terbuat dari bambu. Setiap harinya Samsuddin biasanya berangkat sekitar pukul delapan pagi dan sore hari sekitar jam empat sore untuk mengambil air aren (nyadep).

"Saya nyadep setiap hari di delapan pohon aren dengan menghasilkan 30 liter perhari dan diolah menjadi gula aren mendapatkan empat bongkah gula aren dengan varian harga antara 25 sampai 35 ribu sehingga menghasilkan kisaran 280-300 ribu perhari," akunya. 

Gula-Aren.jpg

Selain beberapa rangkaian proses nyadep tersebut, ia juga menceritakan bahwa ada beberapa yang tidak boleh dilanggar oleh para petani aren.

"Ada mitos yang beredar di masyarakat bagi para petani yang mengambil air aren (nyadep), maka tidak boleh berbicara yang kotor dan bagi perempuan yang sedang menstruasi juga tidak boleh ikut serta dalam proses pengolahan air aren ini. Seorang petani aren juga tidak boleh pelit ketika orang lain meminta hasil sadepannya. Jika mitos ini dilanggar maka, air aren akan cepat mengering," cerita Samsuddin

Usai mengambil air aren, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan alat penyaring dan kadang menggunakan kain. Proses terakhir pemasakan dilakukan dalam wajan yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan gula aren terus diaduk selama enam jam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya.

"Setelah kita masak di wajan besar, kemudian dimasukan ke dalam cetakan sehingga jadilah gula aren atau gula batok yang manis," terangnya.

Samsuddin sendiri merupakan salah satu anggota kelompok petani aren 'Jaya Berkah'. Selain kelompok petani Jaya Berkah, dua kelompok lainnya di Dusun Kedondong Atas yakni Karya Berkah, dan Maju Bersama diakomodir kelompok Karya Mandiri untuk memaksimalkan produksinya.

"Saya juga berterima kasih kepada kelompok Karya Mandiri yang telah membantu dalam memasarkan gula aren kami," ucapnya. 

Sementara Itu Owner Karya Mandiri Muhammad Rizani pada TIMES Indonesia menuturkan, permintaan gula aren sangat banyak baik di dalam maupun di luar daerah. Bahkan hari ini juga sudah mengirim sampel varian olahan gula aren ke Brazil.

"Saat ini kita berada di Dusun Kedongdong Atas, dimana kita dari Karya Mandiri membina para petani aren di sini. Karena kapasitas produksi kami yang ada di Karya Mandiri sangat terbatas per bulannya hanya 400 kilogram, kemudian banyak permintaan maka kita melakukan pengembangan kepada para petani melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan standarisasi yang laku dipasaran," terangnya. 

Rizani menambahkan setelah dibina maka tercetuslah beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) terutama di Dusun Kedongdong Atas ada tiga kelompok termasuk Kelompok Jaya Berkah. 

"Masyarakat kita di Desa Pusuk Lestari sekitar 90 persen pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penyadep air nira ini," terangnya. 

Rizani berharap kedepan bagaimana pemerintah lebih memperhatikan terutama Desa Pusuk Lestari yang potensi arennya yang luar biasa sangat banyak.

"Kemarin sudah kita data, dari luas wilayah Desa Pusuk Lestari 674 Hektar dan paling banyak potensi alamnya adalah pohon aren sekitar 30 ribu pohon aren dan yang produktif 6-7 ribu dengan penghasilan para petani rata-rata 5 liter perhari," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES