Kopi TIMES

Jokowi-Ahok Sebuah Persahabatan Sejati

Kamis, 14 November 2019 - 11:19 | 150.33k
Bambang GW, Presidium Dewan Kampung Nuswantara.
Bambang GW, Presidium Dewan Kampung Nuswantara.

TIMESINDONESIA, MALANG – Perbedaan apapun ternyata tidak harus menjadi pertentangan apalagi menjelma jadi permusuhan, tetapi mampukah kita menjadikan perbedaan berpadu mewujud sebagai sebuah penyatuan energi dan spirit.

Jokowi-Ahok dua figur manusia yang memiliki perbedaan ibarat warna sangat kontras baik dari sisi kesukuan, latar kesejarahan, agama, warna kulit, bahasa, karakter bahkan habitat sosial yang mewarnai setiap tapak kehidupan mereka, tetapi luar biasa mereka mau dan mampu merealitaskan kehendak Tuhan yang mempertemukan mereka.

Meski perjodohan mereka tidak semulus yang diinginkan, hantaman badai besar pun telah mereka hadapi saat Ahok harus diserang dan dihabisi oleh lawan politiknya dengan senjata yang cukup ampuh yaitu agama akibat kekeliruan dia menyitir ayat tertentu, saat itu terkesan seolah Jokowi membiarkan dan tak peduli, tetapi karena ruang kesadaran Jokowi yang paripurna dia sangat memahami persahabatan sejati akan diporakporandakan maka dia memilih untuk diam. Meski saat itu dia punya kekuatan untuk menghentikan, tetapi tidak dilakukan.

Sampai Ahok harus mendekam di penjara dan rumah tangganya pun harus berantakan, kita semua sudah berpikir karir sosok Ahok tamat sudah, dan dalam kondisi seperti ini pun Jokowi juga seolah tak peduli sehingga kita menganggap bahwa persahabatan mereka telah usai.

Ahok harus belajar bagaimana rasanya mengalami kondisi keterpurukan yang fatal yang dalam kondisi seperti itu semua yang pernah ada tiba-tiba menghilang termasuk istri tercinta, ternyata Ahok mampu melewati kondisi keterpurukan itu dengan tegar, dia tidak mengalami post power syndrome, depresi mental dan skeptis sama sekali, perlahan dia bangkit dan menunjukkan diri sebagai pribadi yang kuat.

Setelah mampu melewati kondisi tersebut Ahok sudah tampil menjadi figur yang bijak tak lagi ada kesan emosional dan reaksioner di raut wajahnya sekarang. Dan ternyata itu juga tak luput dari pengamatan Jokowi maka rasa persahabatan sejati itu ditampilkan kembali dengan memberi peran strategis pada Ahok sebagai pimpinan BUMN yang selama ini menyimpan segudang persoalan sampai hampir meruntuhkan trust publik. Jokowi penuh pertimbangan matang memberi peran sahabatnya yang sudah penuh cidera dan pasti karena Ahok sudah dianggap lebih bijak memimpin sebuah perusahaan besar milik negara.

Itulah persahabatan sejati yang tetap terjaga dengan baik, saling mengerti, saling memahami, saling membutuhkan, saling menguatkan dengan penuh rasa memiliki sebagai sahabat. Teladan luar biasa buat kita semua yang mungkin telah kering bahkan sudah tiada rasa persahabatan dalam diri kita akibat jabatan yang kita sandang, persoalan yang kita hadapi atau kekayaan yang telah kita miliki.

Hidup kita tak bisa sendiri maka temuilah sahabatmu dengan penuh cinta untuk bisa menjadi bagian dari hidupmu, abaikan semua perbedaan agar mampu membangun penyatuan jiwa yang sejati.(*)

*) Bambang GW, Presidium Dewan Kampung Nuswantara

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES