Peristiwa Daerah

Putra Letnan Achijat Siapkan Dokumen Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional

Kamis, 14 November 2019 - 08:43 | 170.60k
Akbar Achijat (kiri) dan Nuri Achijat (kanan), keduanya merupakan putra Letnan Achijat, legenda Alap-alap Simokerto, pasukan senyap era perjuangan melawan sekutu, Rabu (13/11/2019). (FOTO: Istimewa)
Akbar Achijat (kiri) dan Nuri Achijat (kanan), keduanya merupakan putra Letnan Achijat, legenda Alap-alap Simokerto, pasukan senyap era perjuangan melawan sekutu, Rabu (13/11/2019). (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Keluarga Letnan Achijat tengah mempersiapkan dokumen dan berkas pendukung untuk mengajukan nama legenda Alap-alap Simokerto tersebut sebagai Pahlawan Nasional. Rencananya, dokumen akan siap sebelum November tahun depan. Antara lain kliping, foto copy, dan koran terbitan era kemerdekaan. 

"Kita usahakan November tahun depan agar dapat pengakuan," kata Akbar Achijat, putra Letnan Achijat saat bertandang ke Warung Mbah Cokro, Prapen, Surabaya, Rabu (13/11/2019) malam.

Letnan Achijat juga meninggalkan catatan strategi dan peta perang yang ditulis di atas kulit domba. Foto tokoh pertempuran 10 November 1945 ini bahkan terpampang di Hotel Majapahit sebagai salah satu pejuang perobekan bendera.

"Di situ ada foto ayah saya waktu insiden perobekan bendera. Ayah memang tidak merobek tapi ayah bilang perobek bendera itu naik ke pundaknya," kata Akbar didampingi sang kakak, Nuri Achijat.

Ada beberapa peninggalan lain seperti pedang Jepang maupun piagam. Akbar mulai sadar untuk mengajukan gelar Pahlawan Nasional ini sejak tiga tahun lalu. 

"Saya mulai sekarang proses," ucapnya.

Jika itu terwujud, maka nama Letnan Achijat bukan lagi sekedar Pahlawan Nasional yang terpendam. 

Selama ini, pembunuh Brigjend Mallaby masih menjadi misteri. Letnan Achijat merupakan salah satu tokoh yang disinyalir sebagai sniper pembunuh petinggi tentara sekutu tersebut. Ia juga dikenal sebagai pasukan Alap-alap Simokerto. Sebuah legenda heroik yang populer di kalangan masyarakat Kota Pahlawan. 

Namun, nama Letnan Achijat justru moncer setelah 50 tahun peristiwa itu terjadi. Karena ia harus menyembunyikan identitasnya agar tidak menjadi incaran peradilan kejahatan perang atas tewasnya Brigjend Mallaby sebagai pemicu pertempuran 10 November.

Meskipun hingga saat ini hal tersebut masih menjadi misteri. Lantaran, anggota Laskar Hizbullah itu tidak pernah mengakuinya secara terbuka bahkan hingga saat tutup usia.

Beberapa dokumen Inggris menyatakan jika pelaku penembakan Mallaby adalah sniper berusia 16-17 tahun. Letnan Achijat pada waktu tersebut berusia 17 tahun. Ia juga seorang sniper handal. Namun ada juga yang mengaku pelaku berusia di atas 30 tahun.

Kebenaran fakta sejarah itu masih menjadi pertanyaan besar hingga kini. Karena Letnan Achijat seolah menutup rapat perjuangannya hingga akhir hayat di usia 48 tahun.

Namun tabir yang ditutup erat oleh pria yang jasadnya terkubur di Taman Makam Pahlawan Ngagel, Surabaya itu mulai terkuak. Namanya disejajarkan dengan Bung Tomo dan Muhammad Mangoendiprojo, tokoh Jawa Timur yang berjasa dalam revolusi di Surabaya. 

Melalui dokumen dan catatan sejarah, Akbar Achijat, putra sang letnan, menulis buku berjudul Moch Achijat : Alap - Alap Simokerto: Sosok Misterius di Balik Kematian Brigjen Mallaby? 

"Sejarah banyak yang tertutup oleh klaim," tandasnya.

Letnan Achijat adalah seorang pengacara. Namun setelah kemerdekaan ia beralih profesi menjadi wirausahawan melalui unit usaha Hotel Flores.

"Memang itu sudah komitmennya, kalau Bangsa Indonesia sudah merdeka bapak berniat menjadi pengusaha," papar Akbar.

Letnan Achijat tutup usia pada tahun 1976 karena kecelakaan di Surabaya. Ia meninggalkan 12 orang putera, antara lain Akbar Achijat yang kini tengah memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional kepada legenda Alap-alap Simokerto tersebut. "Kemarin saya lihat banyak peraih gelar Pahlawan Nasional dari tingkat kabupaten, saya pikir ayah saya merupakan tokoh pejuang pemicu mundurnya pasukan penjajah dan patut meraih gelar itu," pungkasnya seraya berharap akan ada sinyal positif dari Pemkot Surabaya atas inisiatif tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES