Ekonomi Bondowoso Republik Kopi

Konsultan Pendidikan Belanda dan Kabupaten Blitar Ngaji Pertanian Organik ke Bondowoso

Rabu, 13 November 2019 - 20:42 | 72.99k
Tamu dari luar negeri dan Kabupaten Blitar saat berkunjung ke Gapoktan Al Barokah Lombok Kulon Bondowoso untuk belajar pertanian organik (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Tamu dari luar negeri dan Kabupaten Blitar saat berkunjung ke Gapoktan Al Barokah Lombok Kulon Bondowoso untuk belajar pertanian organik (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengembangkan pertanian organik, ternyata menarik perhatian banyak kalangan dari luar daerah bahkan luar negeri untuk belajar.

Buktinya, Konsultan Pendidikan Belanda, melakukan studi banding pertanian organik Gapoktan Al Barokah, di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Rabu (13/11/2019).

Tamu dari Belanda itu juga bersama dengan rombongan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar melihat langsung lahan-pertanian organik, hingga melihat proses produksi beras organik di Gapoktan Al Barokah

Ngaji-Pertanian-Organik-2.jpg

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Blitar, Ir. Wawan Widianto, mengatakan, kedatangannya untuk mereplikasi keberhasilan pengembangan pertanian organik di Bondowoso, karena saat ini di Kabupaten Blitar tengah mengembangkan padi organik.

Dia menilai, ada beberapa kegiatan luar biasa yang diterapkan di Bondowoso dalam upayanya mengerjakan pertanian organik. Salah satunya, sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah.

"Lintas dinas di Pemkab saling mendukung. Contohnya, Dinas PUPR di Bondowoso tadi mendukung irigasinya, jalan usaha tani, dan dinas-dinas lainnya," imbuhnya.

Di samping itu, kata Wawan, di Gapoktan Al Barokah ini juga dibantu oleh Dinas Perdagangan untuk merambah pasarnya. Hal-hal semacam ini, belum dilakukan di wilayahnya. “Termasuk pula, pengelolaan dan budidaya pertanian organik Bondowoso yang tiap tahunnya selalu ada pengembangan luasan lahan,” paparnya.

Sementara itu Winarto, Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Bondowoso, mengatakan, bahwa pertemuan ini merupakan bentuk saling sharing. Sehingga, selain Blitar yang melakukan studi tiru, Bondowoso pun belajar dari Blitar.

"Ada sisi positifnya, karena ini kan sharing sebenarnya. Jadi bukan semata-mata studi tiru di sini, tapi disana (Blitar) melangkah sejauh mana juga," katanya.

Molyadi, Ketua Gapoktan Al Barokah, berharap sharing ini bisa bermanfaat untuk Blitar maupun Bondowoso sendiri.

Menurutnya, pertanian organik ini bukan hanya baik untuk kesehatan tanah, dan efisiensi terhadap biaya pertanian. Melainkan juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Mulai dari pemanfaatan kotoran ternak warga, hingga mampu mempekerjakan warga sekitar hingga 45 orang dalam satu hektar lahan. Belum lagi, hasil pertanian yang diklaimnya lebih tinggi dari pertanian non organik.

"Pertanian organik ini mudah-mudahan bermanfaat. Dengan direplikasi kabupaten lain, ya mudah-mudahan bisa memajukan pertanian Indonesia," harap Ketua Gapoktan Al Barokah Bondowoso ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES