Peristiwa Daerah

Kasus Bantul, Generasi Optimis Dorong Negara Tegakkan Toleransi Umat Beragama

Rabu, 13 November 2019 - 19:02 | 91.21k
Sekretaris Jendral DPN GO Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga. (FOTO: Istimewa)
Sekretaris Jendral DPN GO Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Insiden upaya pembubaran upacara doa keagamaan Paguyuban Padma Buwana Manggir di Dusun Mangir Lor, Bantul, Yogyakarta, Selasa (12/11/2019) sore, mengundang keprihatinan banyak pihak. Upacara keagamaan itu dituding menyimpang dari ajaran agama.

Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Generasi Optimis (GO) Indonesia menyayangkan upaya pembubaran ritual keagamaan tersebut. Sekretaris Jendral DPN GO Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga, mengaku prihatin situasi seperti ini masih terjadi di tanah air.

Pihaknya melihat insiden ini sebagai persekusi.

"Ya, sayang sekali. Padahal jika kita menengok komitmen Presiden Jokowi sejak 2014 yang berniat menghapus SKB 3 Menteri terkait perijinan rumah ibadah, maka itu selayaknya mendorong terciptanya suasana kondusif terkait hak beragama dari setiap warga," kata Horas, di Jakarta, Rabu siang (13/11/2019).

Ia menambahkan, hal ini menjadi catatan penting bagi Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma'ruf Amin sebagai pelaksana amanah konstitusi rakyat untuk memastikan setiap warga negara terlindungi hak-hak konstitusinya, 

"Termasuk hak untuk beragama seperti yang termaktub dalam UUD 1945," imbuhnya.

Horas menambahkan, event di Bantul adalah acara ibadah, bukan pembangunan rumah ibadah. Acara ibadah yang situasional itu cukup dengan izin dari masyarakat setempat dan izin kepolisian. 

"Menurut Utiek Suprapti mereka punya bukti autentik tanda tangan para tetangga kanan kiri," tandasnya.

Atas insiden tersebut, Generasi Optimis Indonesia mendorong Presiden Jokowi menunaikan tekadnya untuk membangun sebuah masyarakat Indonesia yang damai dan toleran, terlebih menurut Horas, pada periode kali ini didampingi seorang Ulama Besar sebagai Wapres, yaitu Abah KH Amin Ma'ruf.

Horas berharap insiden semacam di Bantul ini tak terulang lagi di masa mendatang. Masing-masing pihak yang bersitegang di lokasi agar bisa saling menghormati satu sama lain. "Marilah kita saling menghargai dan saling menyayangi, jangan lagi timbul masalah yang menyangkut agama seperti ini karena kita sama-sama insan ciptaan dan anak-anak ibu pertiwi," pungkas pemerhati inteljen dan politik dari GO Indonesia itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES