Gaya Hidup

Kembangkan Teknik Ecoprint, Dian Hendriana Hasilkan Kain Unik dengan Pewarna Alami

Rabu, 13 November 2019 - 15:43 | 341.19k
Dian Hendriana (36) pegiat batik asal Kelurahan Lawangan Daya, Kabupaten Pamekasan yang saat ini membuat motif pada kain menggunakan teknik ecoprint. (FOTO: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Dian Hendriana (36) pegiat batik asal Kelurahan Lawangan Daya, Kabupaten Pamekasan yang saat ini membuat motif pada kain menggunakan teknik ecoprint. (FOTO: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tidak hanya memiliki destinasi wisata yang bagus dan menarik dikunjungi. Akan tetapi, kota bertagline Kota Gerbang Salam ini juga memiliki kerajinan tangan berupa kain dengan motif daun dengan teknik Ecoprint, yakni menggunakan pewarna alam.

Seperti yang dikembangkan Dian Hendriana (36) pegiat batik asal Kelurahan Lawangan Daya, Kabupaten Pamekasan. Memproduksi dengan teknik ecoprint terbilang cukup unik, yakni mereplika daun ke dalam kain. Hasilnya, sebuah kain dengan nilai seni tersendiri.

Dian menjelaskan, proses pembuatan ecoprint terbilang sederhana dan mudah. "Kita ambil daun, letakkan diatas kain dan buat pola yang diinginkan. Kemudian tutup kain tersebut dengan kain lagi untuk menghasilkan corak warna. Setelah itu, digulung untuk mengunci warna. Dan terakhir mengkukusnya hingga dua hingga tiga jam agar hasil dari ecoprint tersebut menghasilkan corak yang bagus," ucapnya, Rabu (13/11/2019).

Wanita berparas cantik ini mengatakan, dirinya memproduksi beberapa kain dengan teknik ecoprint, seperti jilbab, mukena, kain dan baju. "Peminatnya mulai dari lokal Madura, Jawa timur hingga Jakarta," ucapnya.

Dian yang mempunyai brand "Rasoghen" mengatakan, untuk promosi, ia memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook.

"Alhamdulillah kain serta kerudung yang di produksi dengan menggunakan teknik ecoprint banyak diminati banyak orang. Bulan ini permintaan semakin meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ungkapnya.

Dian menambahkan, daun yang digunakan untuk motif memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar rumah. Sementara, harga kain ecoprint dijual dengan harga bervariasi, harga jilbab berkisar 130 ribu. Sementara untuk harga kain berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu.

Perempuan asal Kelurahan Lawangan Daya tersebut mengaku awalnya belajar teknik ecoprint dari YouTube, termasuk belajar teknik pewarnaan.

"Selesai belajar teknik tersebut saya mencoba di rumah dengan menggunakan kain putih, akhirnya hasilnya sesuai yang diinginkan dan sesuai dengan selera pasar," sambungnya.

Dian saat ini mencoba kain batik Pamekasan dengan teknik ecoprint, yakni menggunakan pewarna alam. 

"Harapannya, semoga dengan teknik ecoprint ini dapat memotivasi masyarakat Pamekasan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide usaha serta dapat memajukan perekonomian masyarakat Pamekasan," ucap Dian Hendriana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Madura

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES