Peristiwa Daerah

Soal Salam Lintas Agama MUI Jatim, PDM Bangkalan Imbau Jangan Saling Bully

Rabu, 13 November 2019 - 12:56 | 72.11k
Lambang organisasi Muhammadiyah. (FOTO: Istimewa)
Lambang organisasi Muhammadiyah. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Kontroversi soal imbauan tidak diperbolehkan menyampaikan salam lintas agama oleh MUI Jatim tidak hanya memantik respon dari warga Nahdlatul 'Ulama (NU) saja. Namun warga Muhammadyah juga memberikan respon terhadap persoalan tersebut.

Misalkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bangkalan, Madura, M. Busiri. Kepada TIMES Indonesia dia mengatakan, secara jelas dia tidak bisa memberikan pendapat mengatasnamakan suara PDM Bangkalan.

Hal itu lanjut Busiri, karena secara institusional, PDM Bangkalan belum pernah membicarakan soal polemik MUI tersebut. Akan tetapi secara pribadi, dirinya sangat sepaham dengan MUI Jatim tersebut.

"Meskipun masalah pengucapan salam itu tidak termasuk kategori ibadah mahdloh, tetap saja hal itu termasuk ibadah. Jadi, tidak boleh dicampur-adukkan antara agama yang satu dengan agama lainnya," katanya, Rabu (13/11/2019).

Dia menilai, menurutnya anjuran MUI Jatim itu sebenarnya sama sekali tidak mengurangi arti toleransi. Dia berpendapat, Intisari dari toleransi itu sesungguhnya adalah saling menghormati dan saling menghargai. Akan tetapi bukan mencampur-adukkan dan menuntut terlalu banyak kepada umat Islam.

"Terus terang, ada keheranan dalam hati saya. Mengapa MUI yang sebenarnya sedang menjajakan fungsinya sebagai pemandu keyakinan Umat Islam itu, kok akhirnya menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan internal umat Islam sendiri," jelasnya.

Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada semua masyarakat Islam di Jatim, kalau pun tidak sependapat dengan pandangan MUI, jangan saling membully dan mencaci.

"Toh, semua akan dimintakan pertanggungjawaban kelak di Hadapan Allah Swt. Dan apa yang telah diserukan oleh MUI itu sejatinya adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban itu," ujarnya.

Sebelumnya, imbauan MUI Jatim tetang salam ini terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori.

Dimana poinnya yakni menyerukan kepada semua pejabat untuk menggunakan salam sesuai ajaran agama masing-masing saja. Pejabat Islam misalkan, cukup menggunakan salam 'Assalaamu'alaikum. Wr. Wb'. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES