Gaya Hidup

Kayaminaki, Buku Pengalaman Indigo Mita Berliana

Selasa, 12 November 2019 - 15:23 | 109.45k
Pernah Indigo, Mita Berliana tulis buku
Pernah Indigo, Mita Berliana tulis buku

TIMESINDONESIA, MALANG – Mengaku sempat indigo di masa SMA, Mita Berliana, tulis buku berjudul "Kayaminaki". Buku Kayaminaki ini menceritakan tokoh utama bernama Shafiyyah, yang menguak kasus pembakaran gadis sekolah bernama Kayaminaki.

Dalam cerita itu, Kayaminaki dibakar karena mengetahui rahasia sekolah. Shafiyyah lantas bersama Oyama, pemuda licik misterius mencari jawaban atas penyebab dibunuhnya Kayaminaki. Shafiyyah lantas berhadapan dengan gurunya sendiri, Mrs. Sharon, seorang penyihir jahat. Mengangkat latar semi Jepang - Indonesia, buku ini diterbitkan tahun 2018. Namun, baru dibedah pada tahun ini.

Mita-Berliana.jpgMita Berliana sebagai penulis buku Kayaminaki (foto : istimewa)

Mita mengatakan, ia menulis buku sejak masa SMA, untuk menumpahkan pengalaman indigonya. "Jadi waktu SMA aku pernah indigo. Pengalaman aneh - aneh itulah kujadikan cerita. Eh lha kok ketagihan, yaudah deh akhirnya aku tulis setiap hari sampai jadi cerita yang runtut," paparnya (12/11/2019).

Mita mengaku sempat stress ketika memiliki kemampuan seperti itu. Apalagi, dirinya mengaku sering berada di antara alam kehidupan dan kematian yang membuatnya semakin resah. Penyebab stress itulah yang mendorong dirinya menciptakan buku ini. Meski begitu, Mita tidak pernah menyadari akan menghasilkan cerita yang unik.

"Ya dulu karena ngga tau mau ngapain akhirnya nulis aja, gitu, untungnya semakin berkurang stressnya," ujarnya.

Kayaminaki sendiri merupakan penggambaran makhluk yang sering dirinya liat semasa sekolah. Mahasiswa jurusan biologi ini juga mengungkapkan dirinya bisa berinteraksi dengan makhluk halus. Itulah yang menjadikan referensi dirinya menulis buku "Kayaminaki".

Mita menghabiskan waktu kurang lebih 2 tahun dalam pengerjaan bukunya. Termasuk pencarian nama dan penulisan alur cerita dari coret - coretannya. Proses editnya juga memakan waktu 1 tahun. Mita menjelaskan bahwa pada awalnya cerita karyanya hanya sekedar hobi disamping rasa jenuhnya.

"Awalnya cuma buat aku sendiri. Tapi pas temen-temenku baca, mereka senang. Terus mendorong aku nerbitkan buku ini," ujar Mita. Dirinya merasa cukup lega, kemampuannya yang sempat dibilang aneh itu bisa menjadi sebuah karya. "Ya, apalagi aku sempat dijauhi sama teman-temanku gara- garakemampuanku."

Dalam buku Kayaminaki, terdapat penggambaran sebuah asrama yang sangat ketat dan penuh aturan. Setiap hari Kami, para siswa di asrama tersebut harus menghafalkan peraturan-peraturan sekolah dan diuji. Barangsiapa yang tidak hafal, maka akan terkena hukuman. Cerita itu merupakan bentuk kritik Mita pada sekolahnya dulu.

"Iya, itu juga ada di sekolah. Padahal hal yang begitu itu nggak penting. Bukannya sekolah harus jadi tempat yang nyaman buat menuntut ilmu. Nah kritik itulah yang aku masukkan ke tokoh-tokoh juga jalan cerita dalam buku itu," jelas Mita.

Kayaminaki dipastikan akan mengeluarkan sekuelnya, dengan tokoh dan latar baru. Juga plot twist yang lebih menarik. Kini, Mita sedang menulis riset dan bahan agar karyanya lebih sempurna. "Aku senang bukuku dibedah, jadi pembaca ngasih banyak referensi buat karyaku ini yang masih banyak salah," ujarnya kemudian.

Mita mengatakan, dirinya banyak mendapatkan ide dari anime dan film. Mita juga membaca banyak kearifan dan kekayaan lokal untuk menggali nilai leluhur. Juga mencoba menemukan sisi supranatural yang bisa dijadikan pengetahuan lebih di antara jalan cerita bukunya.

"Pokok doakan aja buku aku bisa sukses. Risetnya masih aku kerjakan dibantu sama temen-temen. Pokoknya harus semangat," kata Mita Berliana pengarang Buku Kayaminaki. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES