Kopi TIMES

Ekonomi di Mata Dosen Unisla

Selasa, 12 November 2019 - 16:02 | 154.34k
Sutri Handayani, S.E., M.Ak, Dosen Fakultas Ekonomi di Unisla.
Sutri Handayani, S.E., M.Ak, Dosen Fakultas Ekonomi di Unisla.

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai pengelolaan sumber daya, baik itu secara perorangan, kelompok masyarakat, hingga suatu negara, dalam upaya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Sutri Handayani, S.E., M.Ak salah satu dosen Fakultas Ekonomi di Unisla berpendapat bahwa “ilmu ekonomi pastinya berkaitan dengan keuangan.

Dan banyak Pula yang beranggapan bahwa akuntansi itu sulit dan susah, sebenarnya ketika kita menyukai sesuatu dan menjalankannya dengan tekun pasti semua bisa dihadapi dengan lancar, kembali lagi kepada diri kita sendiri, apakah kita menyukai akuntansinya atau tidak. Ketika kita menyukainya pasti saat menjalankannya kita menjadi senang dan bahagia. Karena akuntansi itu bisa disebut sebagai seni, sains dan teknologi”, tuturnya.

Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (seni) karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi.

“Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-hasilnya. Jadi kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya”, sambungnya.

Pada perkembangan selanjutnya, keterampilan akuntansi ini sudah bisa didefinisikan dengan jelas sehingga membentuk seperangkat pengetahuan yang utuh sehingga dapat diajarkan melalui institusi pendidikan.

“Bila akuntansi dipandang sebagai sains, maka akuntansi akan banyak membahas gejala akuntansi seperti kenapa perusahaan menggunakan metode akuntansi tertentu, faktor apa saja yang mendorong manajemen memanipulasi laba, apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer devisi”, tambahnya.

Akuntansi dipandang sebagai teknologi karena akuntansi merupakan alat institusi sosial untuk menyediakan pedoman pengukuran dan metode untuk mengendalikan kegiatan dan prilaku pengambilan keputusan ekonomik yang dominan dalam lingkup organisasi, perusahaan ataupun lembaga pemerintahan (negara).

“Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang apalagi teknologi komputer maka tidak ada salahnya jika kita mempelajari komputer secara umum beserta program yang ada dalam komputer tersebut salah satunya dengan mempelajari MYOB. Karena MYOB merupakan kepanjangan dari Mind Your Own Bussiness, yang berarti bagaimana cara kita untuk mengelola transaksi keuangan kita sendiri.

Secara umum fungsi dari MYOB sama dengan program akuntansi lainnya, yaitu mengerjakan siklus akuntansi dan menghasilkan laporan keuangan serta laporan lain yang disediakan oleh MYOB Accounting. Dari sinilah saya sebagai dosen ekonomi prodi akuntansi membuat Gerakan Mahasiswa Akuntansi Bisa Aplikasi MYOB, sebagai salah satu pelaksanaan TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI, yaitu yang mencakup Pendidikan, Pebelitian dan Pengabdian Masyarakat”, tuturnya.

Di Kabupaten Lamongan sendiri pertumbuhan ekonomi bisa dibilang pesat terutama pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Hal itu tidak terlepas dari peranan ekonomi akuntansi. “Akuntansi di pemerintah Kabupaten Lamongan sangat penting karena merupakan suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan dan tunduk pada standar akuntansi keuangan pemerintah atau SAP”,tuturnya.

Pada umumnya tujuan akuntansi pemerintah adalah menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah dan bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.

Saat ditanya mengenai Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Sutri Handayani mengatakan “Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan itu pasti Ada Baik dan Tidaknya, kalau semisal di naikkan itu setuju-setuju saja, karena dengan peningkatan pemasukan iuran terhadap BPJS Kesehatan akan memperlancar pembayaran klaim dan meningkatkan kondisi keuangan Rumah Sakit. Yang penting pelayanannya meningkat, apalagi di Rumah Sakit rujukan”.

Dosen Fakultas Ekonomi Unisla itu juga berharap dengan kenaikan iuran akan membuat pelayanan semakin baik, proses administrasi semakin cepat dan BPJS Kesehatan berguna untuk teman-teman yang kurang mampu.

Tetapi hal yang perlu kita ketahui bahwa “kenaikan iuran tidak akan memberatkan masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap, tetapi akan menjadi beban bagi pekerja informal, karena banyak peserta mandiri yang bekerja di sektor informal, sehingga dapat memberatkan mereka.

"Seharusnya jika memang ingin menyasar sektor informal, dibuat regulasi yang lebih tepat sasaran, tidak memukul rata peserta mandiri," karena kenaikan iuran tersebut berpotensi menekan kepatuhan masyarakat dalam membayar iuran. Hal tersebut menurutnya perlu menjadi perhatian besar dari pemerintah, agar tidak mengundang protes masyarakat. Dan perlu digaris bawahi juga dari fenomena yang terjadi "Dengan biaya yang sebelumnya saja banyak masyarakat yang menunggak (iuran) apalagi jika dinaikkan”, pungkasnya. (*)

 

*) Penulis adalah Sutri Handayani, S.E., M.Ak, Dosen Fakultas Ekonomi di Unisla.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES