Kopi TIMES

Dunia Ekonomi Akuntansi Di Mata Para Dosen Unisla

Selasa, 12 November 2019 - 14:03 | 180.82k
Kusuma Wijaya, Dosen Fakultas Ekonomi Unisla (Grafis: TIMES Indonesia)
Kusuma Wijaya, Dosen Fakultas Ekonomi Unisla (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ekonomi merupakan ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan manusia dan berkaitan dengan aktivitas produksi dan distribusi serta konsumsi barang dan jasa.

Kusuma Wijaya, Dosen Fakultas Ekonomi Unisla mengatakan bahwa “Indonesia merupakan ladang perekonomian buat semua pebisnis dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki arah perkembangan yang positif, tetapi laju pertumbuhan tersebut terhambat oleh kurangnya tenaga akuntan profesional”.

 Indonesia memiliki jumlah akuntan profesional dengan proporsi terkecil di wilayah Asia Tenggara. Hasil studi yang dilakukan oleh International Academic Institute for Science and Technology menyatakan Indonesia membutuhkan lebih dari 200.000 akuntan profesional, namun kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 10.000 akuntan profesional. Masalah ini akan menimbulkan risiko di masa depan jika dibiarkan berlanjut. Menurut studi pada 2018 oleh Universitas Negeri Malang (UNM), ada kekurangan lulusan akuntansi yang bergabung dengan 500 firma akuntan publik di Indonesia.

Sementara di Lamongan sendiri untuk sektor perekonomian semakin hari pertumbuhan ekonominya kian pesat, terutama di sektor perikanan, pertanian dan peternakan. “Menurut saya di Lamongan banyak UKM yang sedang bergejolak saat ini jadi peran akuntansi bagaikan denyut nadi  dalam bisnis. Arus kas, pengeluaran, pendapatan, laba - rugi dan penganggaran adalah hal yang harus diketahui untuk semua perusahaan, terlepas dari  jenis industri atau skala bisnis. Baik itu kepemilikan tunggal, perusahaan multinasional bahkan UKM sekalipun harus tahu di peran akuntansi bagi finansial bisnis yang di jalankan”, ujarnya.

 Arus kas adalah urat nadi dari setiap bisnis, dan jika bisnis yang akan di jalankan ingin berkembang diperlukan ilmu khusus untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan, maka disinilah peran akuntansi. “Suatu bisnis tidak akan pernah lama bertahan jika tidak meenggunakan sistem akuntansi”, tambahnya.

Di Indonesia, masih banyak pelaku UKM yang buta dengan pencatatan keuangan dan akuntansi, padahal peran akuntansi sendiri adalah hal yang sangat penting. Berdasarkan data yang ada, 2 dari 3 UKM yang gagal adalah mereka menggunakan struktur modal yang buruk, pengeluaran berlebihan ketika memulai bisnis, kurangnya cadangan kas, dan kontrol akuntansi yang buruk. Apalagi ditengah Revolusi industri saat ini, persaingan terjadi dalam berbagai aspek bisnis. 

“Bisnis yang sukses  adalah bisnis yang mampu mengontrol utang dan piutangnya”, tutur Kusuma.

 Peranan akuntansi saat Anda posting ke jurnal umum untuk utang dan piutang, ini memungkinkan Anda untuk bisa melacak utang kepada orang lain dan untuk mengetahui siapa yang berhutang barang atau jasa dari perusahaan Anda. Laporan bulanan seperti neraca dan laporan laba rugi menunjukkan kesehatan keuangan  bisnis yang berkaitan dengan penjualan. Laporan arus kas akan menentukan berapa banyak uang yang masuk dan berapa banyak yang akan keluar. Semua prosedur dan pernyataan ini membantu menggambarkan gambaran profitabilitas bisnis secara umum.

Informasi akuntansi memungkinkan pemilik bisnis untuk menilai efisiensi dan efektivitas bisnis mereka di tengah era disrupsi. Laporan keuangan yang disiapkan dapat dibandingkan dengan target atau data pesaing  yang telah ditentukan untuk memantau bagaimana UKM itu beroperasi. Pemilik bisnis juga dapat menggunakan laporan akuntansi keuangan historis untuk menciptakan tren untuk menganalisis dan memprediksi penjualan di masa depan.
Indonesia saat ini merupakan pasar negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara yang memiliki ambisi untuk naik dari posisi ke-16 secara global menjadi ke-4 pada tahun 2025. Pada saat itu, Indonesia berharap memiliki basis konsumen sebanyak 135 juta, dengan 71% dari jumlah tersebut akan tinggal di daerah perkotaan, dan 86% akan berkontribusi terhadap PDB Indonesia.

Peningkatan ekonomi Indonesia didukung oleh kenaikan harga komoditas, pertumbuhan global yang lebih kuat, peningkatan perdagangan internasional, serta kondisi moneter dan keuangan yang relatif akomodatif.

Seiring berkembangnya dunia digital menghadapi industri 4.0 saat ini ada beberapa cara atau strategi untuk bersaing di pasar ekonomi, antara lain :

a.    Riset Pasar dan Kenali Para Pesaing

       Dalam menghadapi persaingan, kita terlebih dahulu melihat potensi pasar yang ada dahulu. Kemudian kita mencari info mengenai pesaing kita tentang keunggulan dan kelemahannya, sehingga kita bisa membuat strategi yang tepat untuk melakukan usaha.

b.    Produk Unik

        Menciptakan produk yang berbeda dengan lainnya atau belum ada di pasar, maka produk kita memiliki nilai lebih dari pesaing kita akan tetapi kita tidak boleh mengesamingkan akan mutu dan kualitas dari produk tersebut.

c.    Harga Bersaing

      Kita memberikan harga yang bersaing dipasar bukan berarti kita menurunkan harga dipasaran karena itu akan membuat usaha kita gulung tikar. Strategi yang kita buat seperti “beli 2 gratis 1” jadi harga produk kita masih bisa bersaing tanpa menurunkan harga dengan drastis.

d.    Promosi

       Kita produksi barang tanpa adanya promosi atau pengenalan ke konsumen juga sangat mustahil produk kita laku dipasar karena konsumen masih awam dengan produk kita, maka dari itu kita buat promosi supaya konsumen mengetahui kualitas produk kita. (*)

 

*) Penulis Adalah Kusuma Wijaya, Dosen Fakultas Ekonomi Unisla

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES