Olahraga

Rindi Sufriyanto, Bicara dengan Prestasi di Dunia Panjat Tebing

Senin, 11 November 2019 - 21:41 | 166.95k
Rindi Sufriyanto bersama Presiden Joko Widodo (foto: Dokumen FPTI Kota Probolinggo)
Rindi Sufriyanto bersama Presiden Joko Widodo (foto: Dokumen FPTI Kota Probolinggo)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Siapa ikon atlet berprestasi Probolinggo? Nama Rindi Sufriyanto (28), mungkin di urutan pertama. Bak pahlawan, anak seorang TKI ini diarak keliling kota, sepulang dari meraih emas Asian Games 2018 dari cabor panjat tebing di Palembang.

Sepanjang jalan yang menjadi rute arak-arakan, pria kelahiran 15 Mei 1991 ini dielu-elukan. Ia tak hanya mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Tapi juga membawa nama Probolinggo.

Rindi-Sufriyanto-2.jpg

Rindi dilahirkan di Jember dari pasangan Agus Hari Supomo dan Djuartin. Ketika Rindi kecil, ibunya merantau ke Malaysia, disusul sang ayah saat Rindi duduk di bangku SD.

Rindi tumbuh besar bersama neneknya, kemudian kakaknya di Kota Probolinggo. Ia mengenyam pendidikan dasar di SD Tisnonegaran III, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. 

Rindi-Sufriyanto-3.jpg

Kemudian melanjutkan ke SMPN 5 Kota Probolinggo. Perkenalannya dengan dunia panjat memanjat dimulai saat ia di SMKN 2 Kota Probolinggo. Ia bergabung dalam Pecinta Alam SMKN 2 Kota Probolinggo. 

Pelatih Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Probolinggo, Iwan Rosyidi menyebut, Rindi mulai fokus ke panjat tebing pada 2006. Ia ikut lomba di Panti Budaya (sekarang Museum Probolinggo). "Tidak juara. Kalau tidak salah nomor 6," sebutnya. 

Rindi-Sufriyanto-4.jpg

Setahun kemudian, ia juara 3 dalam Kompetisi Panjat Dinding di Ponorogo yang dilaksanakan Agustus untuk kelas Lead Junior. Di bulan November 2007, ia sudah meraih emas di kelas Lead Junior yang digelar di Bondowoso.

Sejak saat itu, Rindi tampil bak spiderman. Prestasi demi prestasi di kompetisi atau lomba panjat tebing terus diukir. Pada 2010, namanya dikenal hingga mancanegara setelah meraih tiga medali di ajang Primer Rock Climbing Competition, yang digelar di Safra, Yishun, Singapura.

Rindi-Sufriyanto-5.jpg

Yaitu medali emas untuk kelas Lead Junior, perak untuk kelas Speed Junior, dan medali perunggu untuk kelas Speed Mix Relay. Oleh kontingen negara lain, Rindi disebut sebagai Spiderman, manusia laba-laba. 

Asian Games 2018 semakin melenjitkan namanya. Meski bertabur medali, Rindi sekarang tetap Rindi yang dulu. Pendiam, pemalu, irit bicara. Ia lebih banyak berbicara dengan panjat tebing dan prestasi. 

"Panjat tebing itu bikin adrenalin saya terpacu," ujar Rindi tentang kesenangannya pada olah raga panjat tebing.

Berkat panjat tebing ini, Rindi Sufriyanto kini menjalani diklat prajabatan sebagai ASN di Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) RI, Jakarta. Tapi di hari libur, Rindi biasa pulang ke Probolinggo. Tepatnya, di Jl KH. Hasan Genggong, Gang Kiai Jawis, Kelurahan Manghnarjo, Kecamatan Kanigaran.

Saat liburan, Rindi Sufriyanto berlatih bersama para yuniornya di GOR A. Yani, Kota Probolinggo. Di tempat yang berada di area pusat belanja ini, Rindi mengawali karirnya sebagai atlet panjat tebing 12 tahun silam. Yang menjadikan dirinya kini bak pahlawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES