Peristiwa Daerah

Asal Usul Perahu Baja di Lamongan, Semakin Ada Titik Terang

Senin, 11 November 2019 - 16:04 | 386.64k
Kepala Disparbud Lamongan, Ismunawan (kiri), melihat tulisan yang berada di ujung badan kapal, Senin (11/11/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Kepala Disparbud Lamongan, Ismunawan (kiri), melihat tulisan yang berada di ujung badan kapal, Senin (11/11/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Identitas perahu baja atau pontoon bridge yang ditemukan di dasar Sungai Bengawan Solo di Lamongan, Jawa Timur, sudah semakin menemukan titik terang. “Asal usul kapal itu berasal dari perang dunia kedua saat sekutu masuk ke Jawa Timur untuk melucuti Jepang,” ujar Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog BPCB Trowulan Jawa Timur, Senin, (11/11/2019). 

Kesimpulan itu diperoleh setelah melalui proses konservasi lanjutan. Bila sebelumnya, dalam konservasi awal, ditemukan tulisan MF B 6, di konservasi lanjutan tulisan di pinggir ujung kapal disimpulkan bertuliskan ME B 6. 

“ME B itu singkatan dari Marine Expeditionary Brigade, tentara Angkatan Laut Amerika, buatan Amerika,” ucap Wicak. 

Semakin-Ada-Titik-Terang-28ca8ffe7f4b3ce69.jpg

Demikian pula di kapal kedua yang sudah bersandar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, juga ditemukan tulisan ME B 5 di ujung kapal. 

“ME B 5 berarti merujuk pada divisi 5. Angka 6 dan 5 sepertinya merujuk pada nama divisinya,” katanya. 

Namun, perahu atau pontoon bridge yang angkanya berurutan, disebut Wicak bukan sebagai rangkaian. Namun, perahu atau pontoon bridge tersebut multifungsi. 

“Bisa sebagai pontoon bridge kalau jumlahnya banyak. Tapi kalau jumlahnya tiga kemungkinan besar berfungsi sebagai kapal apung, atau juga sebagai kapal serbu yang mengangkut prajurit,” tutur Wicak. 

Ia pun menjelaskan, benda peninggalan masa kolonial yang ditemukan di Lamongan tersebut, diidentifikasi sebagai kapal apung penyeberangan. ‘Sebagai kapal apung penyeberangan, cukup tiga buah,” ujar Wicak.

Semakin-Ada-Titik-Terang-308eea46f86184d5f.jpg

Sementara itu, M Nafis Abdul Rauf, guru sejarah  dan pemerhati sejarah Lamongan menuturkan, dari hasil temuan dan kajian di dalam perahu terdapat landasan papan yang digunakan sebagai tempat duduk. “Seperti yang digunakan pada perahu sekarang pada umumnya,” ujarnya. 

Disamping itu, di perahu kedua yang sandar di Disparbud Lamongan, juga ditemukan temuan lepas berupa mata uang Indonesia berbentuk koin. “50 sen tahun 1955 adalah koin pertama Indonesia tahun 1952 sampai dengan 1961. Dan ada gambar Pangeran Diponegoro yang bertuliskan Dipa Negara,” katanya. 

Sebelumnya, di ekskavasi perahu baja pertama berhasil menemukan adanya temuan 2 koin kuno mata uang Hindia Belanda berangka tahun 1902 dan 1909, dengan nilai 0,5 sen dan 2,5 sen. Selain itu, juga ditemukan uang koin 10 sen bergambar garuda berangka tahun 1954 dengan tulisan latin dan arab melayu. 

Di tempat berbeda, Ismunawan, Kepala Disparbud Lamongan, menyatakan, pihaknya masih berembuk untuk pengangkat perahu baja ketiga. “Nanti yang perahu ketiga proses ngangkatnya kita rembuk lagi dengan BPCB dan pihak desa, kalau swadaya mampu, kita dengan swadaya untuk ngangkat,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES