Peristiwa Daerah

Keringat Pahlawan Milenial di Balik Wisata Snorkling Gili Ketapang Probolinggo

Minggu, 10 November 2019 - 16:53 | 300.10k
Lailul Marom, berenang bersama ikan nemo di dasar laut Pulau Gili Ketapang. (foto: Lailul Marom for TIMES Indonesia)
Lailul Marom, berenang bersama ikan nemo di dasar laut Pulau Gili Ketapang. (foto: Lailul Marom for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Namanya Lailul Marom, generasi milenial Probolinggo, kelahiran Maret 1993. Bersama dua rekannya yang masih bujang, Rohman dan Khunin, ia berada di balik lahirnya wisata snorkling Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jatim, di ujung 2015.

 Pulau Gili Ketapang dengan luas sekitar 64 hektar, menjadi buah bibir pelancong dalam empat tahun terakhir. Ia memenuhi jagat maya berkat wisata snorkling. Wajahnya berubah di ujung 2015. Dari sebuah desa nelayan padat penduduk, menjadi destinasi wisata.

Kini, terdapat 18 pengelola wisata snorkling di pulau dengan 9000 lebih penduduk ini. Masing-masing beranggotakan antara 5-20 orang. Semuanya warga lokal Pulau Gili Ketapang. Mereka hidup dari wisata bahari snorkling.

Di jagat maya, bila nama Gili Ketapang diketik di mesin pencarian, yang muncul adalah wisata. Tentang snorkling, terumbu karang, ikan nemo, kuliner, dan hal indah lainnya tentang Gili Ketapang.

Perubahan itu tak lepas dari tangan Lailul Marom (26) bersama dua temannya, Rohim dan Khunin. Ketiganya adalah pemuda Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, perintis wisata snorkling.

Lailul-Marom-b.jpg

Marom merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2015. Hobinya jalan-jalan, renang dan snorkling. "Saat kuliah, saya berjanji akan kembali ke desa," katanya kepada TIMES Probolinggo (TIMES Indonesia Network/TIN), Minggu (10/11/2019).

Sesuai dengan latar keilmuan serta hobi yang dimiliki, ia tergerak mengangkat wisata di tanah kelahirannya. "Wisata itu multiple effect," kata alumni Pondok Pesantren Raudlatut Tholbin, Kademangan, Kota Probolinggo ini.

Wisata snorkling yang dirintisnya, berdampak pada kelestarian alam. Warga tak lagi menambang batu karang dan pasir untuk dijadikan bahan bangunan seperti dulu. Karang dan pasir kini dirawat, agar bisa dinikmati keindahannya.

Marom mengatakan, saat memulai open trip wisata snorkling Gili Ketapang di ujung 2015, Instagram dan Media Sosial (medsos) lainnya sedang rame-ramenya. Dan hal itu digunakan Marom dan kawan-kawan untuk promosi.

Dan benar saja, empat bulan sejak open trip, wisata snorkling Gili Ketapang sudah banyak dikenal. Banyak wisatawan datang. "Prediksi kami sebelumnya, (wisata snorkling) baru bisa ramai setelah dua tahun," kenang pria yang baru melepas masa lajangnya pada Agustus 2019 ini.

April 2016, Marom dan kawan-kawannya membuat akun instagram dan website khusus, untuk promosi wisata snorkling. Yakni @giliketapang untuk instagram, dan www.giliketapang.co.id untuk website.

Sebagai hal baru, wisata snorkling yang dirintis Marom tak langsung disambut hangat warga. "Awalnya ada penolakan," kenangnya. Orang tua Marom, konon juga tak setuju. Tak rela anaknya hanya kerja di laut, bukan di kantor.

Tapi lambat laun, pandangan masyarakat berubah. Wisata snorkling kini jadi berkah, tak hanya bagi Marom dan pengelola lainnya. Tapi juga masyarakat, dengan membangun sarana wisata yang mendatangkan uang.

Seperti kamar mandi untuk ganti baju wisatawan, musala, warung, dan fasilitas wisata lainnya. Pemilik kapal motor penyeberangan juga ketiban berkah.

Kiprah Marom dalam merintis wisata snorkling Gili Ketapang ini, mendapat perhatian Bupati Probolinggo, P. Tantriana Sari. Dalam sebuah kesempatan di tahun 2016, Marom diundang ke kantor Pemkab Probolinggo di Kraksaan. Pria milenial inj diberi penghargaan.

Terkait hari pahlawan 2019, Lailul Marom punya definisi sendiri. "Pahlawan adalah dia yang meletakkan urusan pribadi di paling akhir dari prioritas hidupnya," tulisnya melalui pesan WhatsAp. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES