Gaya Hidup

Tiba-Tiba Ngomik Hadirkan Ruang Menggambar Bebas di Festival Mbois

Minggu, 10 November 2019 - 14:42 | 160.86k
Satriya Wahyu (kiri) dan Novya Handayani (kanan) penggagas Tiba - Tiba Ngomik dalam Pasar Kreatif Festival Mbois 4 hari ini (10/11/2019) (Foto : Widya Amalia /TIMES Indonesia)
Satriya Wahyu (kiri) dan Novya Handayani (kanan) penggagas Tiba - Tiba Ngomik dalam Pasar Kreatif Festival Mbois 4 hari ini (10/11/2019) (Foto : Widya Amalia /TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Kehadiran komunitas Tiba-Tiba Ngomik menambah keramaian Pasar Kreatif Festival Mbois yang digelar di sepanjang ruas Kayutangan di Jalan Basuki Rahmad Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (10/11/2019).

Dua anggota Tiba-Toba Ngomik, Satriya Wahyu, ilustrator, bersama Novya Handayani, story line mampu menghadirkan kelas menggambar bagi  pengunjung yang hadir.

Meski hanya berbekal banner kosong yang digelar di atas jalan, anak - anak dan pengunjung terlihat senang bisa mengekspresikan atau menggambar bebas di atasnya.

Satriya-Wahyu-a.jpg

Ada yang menggambar rumah, bunga, anggota keluarganya. Bahkan, ada juga yang menggambar naga hingga bis terbang. Mayoritas pengunjung berusia di bawah 17 tahun.

Hermanto, yang membawa anaknya, menyatakan rasa senang dengan acara ini.

Hermanto melihat bahwa ruang ini mampu membebaskan pikiran si kecil. Anaknya yang baru berusia 7 tahun ini dengan riang menggambar ikan di laut dengan model yang aneh dan unik. "Ya soalnya saya juga nggak banyak waktu. Jadi juga turut senang kalau tahu anak saya imajinasinya main," paparnya.

Novya mengaku tidak pernah menduga ruang menggambar yang dihadirkan Tiba-Tiba Ngomik mendapat respon baik. Malah, dirinya tidak berpikir akan membuka ruang lebar seperti ini. "Awalnya ya nggak kepikiran, tapi karena di dalam stand kekecilan yaudah taruh luar, eh malah banyak yang datang," ujarnya.

Novya memaparkan Pasar Kreatif ini adalah hal yang patut dirinya syukuri. Dengan acara ini,  Tiba - Tiba Ngomik bisa lebih dekat dengan masyarakat. Malah, dirinya mengaku mendapatkan inspirasi dari gambar oleh anak - anak.

"Soalnya kalau buntu ya aku main. Kudu keluar dan ngobrol. Nemu yang lucu-lucu. Nah anak-anak ini gambarnya unik-unik jadi kan enak buat ide," ucapnya sambil tertawa berderai.

Tentunya, hal ini sejalan dengan pernyataan Ardiansyah Akbar, wakil ketua pelaksana Festival Mbois. "Karena kedepannya Kayutangan akan dicanangkan jadi Malioboro-nya Malang, jadi festival ini untuk jadi role model bagaimananya. Dan juga, untuk mendekatkan pelaku bisnis kreatif dengan masyarakat," paparnya.

Tiba - tiba ngomik juga lahir dari kejenuhan dan keisengan antara Novya dan Satria.

"Awal mulanya cuma iseng aja sih, jadi waktu itu aku (Novya) nggak sengaja minta gambarin Satria (illustrator) di notebook kosong buat cover biar nggak polos, terus iseng di upload ke Instagram. Kemudian terciptalah Tiba-tiba Ngomik," paparnya. Kedepannya, mereka berencana akan membuat buku komik cetak. Buku ini masih dalam proses pengerjaan. Melalui festival ini, diharapkan Tiba-Tiba Ngomik semaikin dikenal masyarakat Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES