Peristiwa Nasional

PP GP Ansor: Kami Tetap di Garda Depan soal Radikalisme

Jumat, 08 November 2019 - 06:45 | 53.97k
Jumpa pers usai Rapat Koordinasi Nasional GP Ansor yang dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah seluruh Indonesia, di Jakarta, Kamis (7/11/2019) malam.
Jumpa pers usai Rapat Koordinasi Nasional GP Ansor yang dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah seluruh Indonesia, di Jakarta, Kamis (7/11/2019) malam.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – GP Ansor menyatakan akan tetap berada di garda depan terhadap radikalisme dan setiap usaha menggangu dan mengganti bentuk negara menjadi Daulah Islamiyah atau khilafah. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Abdul Rochman. 

"Presiden Jokowi telah menginstruksikan Menkopulhukam, Menhan, Mendagri, dan Menag untuk serius memerangi radikalisme. Kami mengapresiasi dan mendukung. Ini membuat tugas Ansor menjadi ringan. Karena memang masalah radikalisme ini sudah mengkhawatirkan," kata Rochman, saat memberi keterangan pers usai Rapat Koordinasi Nasional GP Ansor yang dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah seluruh Indonesia, di Jakarta, Kamis (7/11/2019) malam.

Ansor-2.jpg

Menurut Adung, sapaan akrabnya, radikalisme agama yang berkembang minimal 8 tahun terakhir, bisa disebut negara sudah dalam kategori darurat radikalisme. 

"Kebijakan Presiden ini menunjukkan bahwa pemerintah atau negara sekarang akan hadir dalam memberantas radikalisme yang memang sudah merupakan tugasnya. Kami minta pemerintah serius memerangi radikalisme, bukan sekadar narasi atau bahas simbol saja seperti pakaian. Substansinya yang penting," ujarnya. 

Di sisi lain, kata Adung, dukungan GP Ansor terhadap pemerintah tersebut selalu didasarkan pada komitmen kerakyatan dan kebangsaan. 

"Selama pemerintah memberikan keberpihakannya kepada komitmen tersebut, GP Ansor akan tetap menjadi mitra strategis. Dan sebaliknya, jika komitmen tersebut bergeser, GP Ansor yang akan pertama kali mengingatkan dan mengambil posisi yang berbeda," tandas Adung yang didampingi Ketua PW GP Ansor Papua, Kalimantan Timur, Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur.

Dia juga mengatakan, GP Ansor menolak kerjasama dalam bentuk apa pun dengan organisasi manapun yang dinilai mengedepankan kekerasan, melawan hukum dan menginginkan berdirinya negara di luar NKRI. 

"Kerjasama ini termasuk di dalamnya adalah kunjungan-kunjungan dan atau komunikasi yang berpretensi politik yang justru akan merusak ukhuwah nahdliyah di kemudian hari," tandas sekjen PP GP Ansor ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES