Seniman Yogyakarta Sindir Pemerintah Lewat Pentas Teater
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Empat seniman Yogyakarta dan Solo Bengkel Mime Theatre mengadakan pementasan berjudul Tawa Air Mata di Indie Art House, Yogyakarta, Rabu (6/11/2019) malam.
Pementasan teater ini menyindir pemerintah dan politisi tentang fenomena yang terjadi akhir-akhir ini terjadi di tanah air seputar perebutan kekuasaan.
Gambaran itu tergambar jelas pada pementasan teater pantomim kontemporer.
Pada dasarnya, seni pantomim adalah seni yang disajikan disebuah panggung pertunjukan selain gerak dan mimik unsur-unsur panggung seperti ruang dan properti turut dihadirkan. Meski tidak menggunakan pantomim klasik tapi pementasan ini tetap menggunakan dasar-dasar oantomim dari segi gerakan, ekspresi dan imajinasi.
Sutradara Pentas Teater, Andy Eswe mengatakan, secara tidak sadar sesungguhnya manusia dari satu rahim yang sama. Tapi, karena ambisi racun kekuasaan dan teknologi manusia tidak menyadari bahwa dirinya adalah binatang. Bahkan, diantara manusia memilih jalan perang yang seolah-olah menjadi jawaban atas persoalan yang dihadapi.
"Bahkan, di tengah masyarakat ada yang sampai sama ibunya sendiri tidak kenal," kata Andy.
Gagasan referensi pementasan dan latihan ini dilakoni para pemain pentas teater selama tiga bulan. Kerja kreatif ini melibatkan seniman Yogyakarta dan Solo. Ada 4 pemain sekaligus sutradara pementasan teater yang menyindir pemerintah yaitu Ficky Tri Sanjaya, Yudha Rena Maharani, Dinarto Ayub Marandi, dan sutradara sekaligus aktor Andy Sri Wahyudi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |