Ekonomi

Pendapatan SBI Naik 2,23 persen di Kuartal III 2019

Rabu, 30 Oktober 2019 - 19:43 | 55.68k
Pekerja proyek perumahan Trijaya Mas Property mengangkat satu zak semen merk Holcim. (FOTO: Safuwan/TIMES Indonesia)
Pekerja proyek perumahan Trijaya Mas Property mengangkat satu zak semen merk Holcim. (FOTO: Safuwan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang sebelumnya bernama Holcim, pada kuartal III 2019 ini mengalami kenaikan pendapatan laba sebesar 2,23 % atau senilai Rp134,12 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 emiten berkode (SMCB) itu rugi mengalami rugi sebesar Rp 630,36 miliar.

Perusahaan asal Swis yang diakuisi Semen Indonesia itu dinilai mengalami pencapaian kinerja yang Positif. Berdasarkan rilis yang diterima TIMESIndonesia, Rabu (30/10/2019, SBI mengalami tren kinerja positif terus berlanjut terdorong oleh program-program efisiensi dan sinergi yang terus dilakukan bersama Semen Indonesia.

EBITDA perusahaan meningkat 68,82% dibanding periode yang sama tahun 2018, dan Laba sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan tercatat positif serta meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Sejak bergabung dengan Semen Indonesia pada bulan Februari 2019, meskipun pasar masih mengalami tekanan karena kelebihan pasokan, SBI terus memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dengan memperkecil kerugian secara bertahap, hingga pada akhir September berhasil kembali mencatatkan laba.  

Sesuai data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen nasional hingga kuartal III/2019 mengalami perlambatan -2% menjadi 48,7 juta ton. Meskipun demikian, potensi peningkatan kebutuhan pasar terlihat pada segmen semen kantong khususnya di Jawa Barat, Yogyakarta, Sulawesi dan wilayah Timur Indonesia. Sedangkan ekspor mengalami kenaikan 15,38% menjadi 4,7 juta ton.

Sinergi dengan Semen Indonesia mendorong kenaikan volume penjualan SBI sebesar 2.27% dan berkontribusi pada peningkatan pendapatan perusahaan sebesar 2,23% menjadi Rp 7,7 triliun, dari sebelumnya Rp 7,6 triliun pada periode yang sama tahun 2018.

Laba bruto meningkat 37,71% dan EBITDA melonjak hingga 68,82%. Pencapaian ini tidak lepas dari program-program efisiensi dan sinergi yang terbukti berhasil menurunkan faktor-faktor biaya penjualan dan operasional. Biaya operasional turun 10,47% dikontribusikan oleh penurunan pada beban distribusi 3,08% dan penurunan beban penjualan 47,68%.

Beragam upaya yang dilakukan oleh perusahaan seperti peningkatan utilisasi pabrik dan program transformasi biaya, mampu memberi kontribusi pada total penurunan beban pokok pendapatan sebesar 5,47%. Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan tercatat mencapai Rp665 milyar, dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun 2018. SBI juga mampu bangkit dari keterpurukan sejak tahun 2015 dan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp134 milyar jika dibandingkan kerugian yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya.

Setelah meluncurkan Dynamix sebagai merek baru pada akhir September lalu, SBI kini gencar melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada seluruh pelanggan dan para pemangku kepentingan melalui beragam program. Ke depan, SBI akan terus fokus untuk melanjutkan tren positif ini guna terus memperbaiki kinerja keuangan dengan memperkuat fundamental operasional, serta fokus pada program-program penambahan nilai untuk konsumen baik dari produk, solusi, maupun layanan pelanggan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES