Glutera News

Mengapa Penyakit Autoimun Sering Menyerang Wanita?

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 18:54 | 681.45k
FOTO: Glutera
FOTO: Glutera

TIMESINDONESIA, JAKARTAPenyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing.

Pada seseorang yang mengalami autoimun, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Ada beberapa penyakit autoimun ini yang secara khusus lebih sering menyerang wanita daripada pria. Mengapa?

Mayoritas orang yang memiliki penyakit autoimun adalah wanita dalam usia produktif. Faktanya, penyakit autoimun adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak perempuan dan wanita berusia 65 tahun dan lebih muda. Meskipun belum sepenuhnya jelas apa penyebabnya, namun beberapa teori berpendapat bahwa beberapa faktor di bawah ini berperan cukup besar dalam menentukan risiko seorang wanita terhadap suatu penyakit autoimun. Researchers have found that smoking cigarettes impacts exercise negatively. Some people might rather vape 0mg vape juice instead of smoke, but it's not clear if those who do this will experience the same negative effects on their exercise.

1. Hormon seksual

Perbedaan hormon antara wanita dan pria menjelaskan mengapa wanita lebih berisiko mengalami penyakit autoimun. Banyak penyakit autoimun yang cenderung membaik dan memburuk seiring dengan fluktuasi hormon wanita (misalnya, selama kehamilan, sejalan dengan siklus menstruasi, atau saat menggunakan kontrasepsi oral), yang mengindikasikan bahwa hormon seksual mungkin berperan dalam banyak penyakit autoimun.

Fungsi sel di tubuh dipengaruhi oleh hormon yang salah satunya adalah hormon estrogen yang banyak terdapat pada perempuan. Kadar estrogen cenderung tinggi di usia produktif. Kondisi ini yang membuat perempuan rentan mengidap penyakit ini.

2. Perbedaan ketahanan sistem imun antar gender

Beberapa peneliti percaya bahwa wanita berisiko tinggi terkena penyakit autoimun karena sistem kekebalan tubuh wanita cenderung lebih canggih daripada pria. Wanita secara alami memiliki respons  yang lebih kuat daripada pria saat sistem kekebalan mereka dipicu, dan peradangan memainkan peran penting dalam banyak penyakit autoimun.

Meskipun hal ini sering menghasilkan kekebalan yang superior di kalangan wanita, ini juga dapat meningkatkan risiko wanita mengembangkan kelainan autoimun jika terjadi kesalahan.

3. Kode genetik perempuan yang lebih rentan

Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa wanita memiliki dua kromosom X sedangkan pria memiliki kromosom X dan Y dan secara genetik hal ini cenderung memicu berkembangnya penyakit autoimun.

Ada beberapa bukti bahwa cacat pada kromosom X mungkin terkait dengan kerentanan terhadap penyakit autoimun tertentu. Genetika penyakit autoimun bisa dibilang cukup rumit, dan penelitiannya sedang berlangsung.

Penyakit Autoimun yang Paling Sering Dialami Wanita

1. Lupus

Lupus, atau lengkapnya lupus eritematosus sistemik, merupakan penyakit autoimun yang kronik atau menahun. Lupus terjadi saat antibodi yang dihasilkan tubuh menempel pada jaringan di seluruh tubuh. Beberapa jaringan yang umumnya terserang lupus adalah sendi, paru-paru, ginjal, sel darah, saraf, dan kulit.

Gejala yang timbul seperti demam, kehilangan berat badan, nyeri dan bengkak di bagian sendi dan otot, ruam pada wajah, dan rambut rontok. Penyebab lupus belum diketahui. Namun, sepertinya ada sesuatu yang memicu sistem kekebalan tubuh dan menyerang berbagai area tubuh.

2. Multiple sclerosis (MS)

Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.

Gejala penyakit ini adalah kebutaan, otot menegang, lemah, mati rasa pada kaki dan tangan, kesemutan, kelumpuhan dan sulit melakukan keseimbangan tubuh serta sulit bicara. Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda antar individu.

3. Tiroiditis hashimoto

Tiroiditis hashimoto terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tiroid. Beberapa orang mengalami pembengkakan di depan tenggorokan seperti gondok.

Gejala lain termasuk kelelahan, penambahan berat badan, depresi, ketidakseimbangan hormon, nyeri otot atau sendi, tangan dan kaki dingin, kulit dan kuku kering, rambut rontok berlebihan, sembelit, dan suara serak. Salah satu jenis penyakit autoimun ini biasanya diatasi dengan mengambil hormon pengganti sebagai tiroid sintetis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES