Peristiwa Daerah

BMKG Perkirakan Suhu Panas Akan Berlangsung Hingga Minggu Depan Ini Sebabnya...

Selasa, 22 Oktober 2019 - 17:25 | 97.08k
Ilustrasi Panas dan Kekeringan Ekstrem. (Foto: Scitech Daily)
Ilustrasi Panas dan Kekeringan Ekstrem. (Foto: Scitech Daily)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Potensi suhu panas di beberapa wilayah di Indonesia diperkirakan BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) akan terus berlangsung hingga satu minggu ke depan.

Deputi Bidang Metereologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, dalam siaran persnya Senin (21/10/2019) siang menyebutkan, posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering menyebabkan potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya.

Sejumlah stasiun pengamatan BMKG sempat mencatat suhu udara maksimum mencapai 37 derajat Celcius sejak 19 Oktober lalu.

Bahkan pada tanggal 20 Oktober, tiga stasiun pengamatan BMKG Sulawesi, seperti Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) mencatat suhu udara mencapai 38,8 derajat Celcius, Stasiun Klimatologi Maros mencatat suhu 38,3 derajat Celcius dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera mencatat suhu 37,8 derajat Celcius.

“Suhu tersebut adalah suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, dimana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat C," katanya.

Dikatakan, stasiun meteorologi yang berada di pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara maksimum antara 35 derajat C hingga 36,5 derajat C pada periode 19 – 20 Oktober 2019.

Berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan berada di Selatan Khatulistiwa, menurut Mulyono, erat kaitannya dengan gerak semu Matahari.

Dijelaskan, pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga bulan Desember. Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian Selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya).

“Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari,” terang Mulyono.

Selain itu, katanya, pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari. “Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara,” ungkap Mulyono.

Gerak semu matahari adalah siklus yang biasa terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Karena itu BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla.

Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui: – call center 021-6546315/18 atau http://www.bmkg.go.id.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES