Pendidikan

Ikut Mencari Jalan Damai di Papua, USNI Gelar Seminar Konflik Papua 

Senin, 21 Oktober 2019 - 12:09 | 112.91k
Tokoh pemuda Papua, Methodius Kosaai saat memaparkan materinya. (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Tokoh pemuda Papua, Methodius Kosaai saat memaparkan materinya. (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan dan Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) menggelar seminar Nasional dengan tema 'Jalan Damai Penyelesaian Konflik di Papua'. USNI mengadalan acara ini dengan tujuan untuk mencari solusi atas permasalahan Papua di tingkat lokal, nasional, dan Internasional.

Tokoh pemuda Papua, Methodius Kosaai sebagai salah narasumber dalam acara ini mengatakan, bahwa selama ini masalah utama konflik papua adalah adanya pengelompokan sosial antara sosial etnis papua asli dan sosial etnis lainya. Sehingga orang-orang papua merasa tidak dianggap oleh etnis lainya.

Dalam hal ini dia menegaskan tentu tidak hanya pada masyarakat papua, jika pengelompokan sosial etnis itu terjadi maka secara sendiri keharmonisan mereka terganggu.

Methodius-Kosaai-bjpg.jpg

"Kalau kita bicara tentang konflik papua kita harus berbicara kotak-kotak sosial. Pembahasan rasisme yang kian semakin mengelompok. Inikan masalah utamanya," kata Methodius Kosaai di ruang RB301 USNI, Jalan Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2019).

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Andriyana Elisabeth M, So. Sc Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI juga mengatakan, bahwa sejauh ini Papua sudah mengalami perkembangan yang sangat besar. Salah satu contohnya adalah Infrastruktur Papua yang semakin membaik.

"Selama ini Papua semakin baik, Infrastuktur Papua semakin baik, pernedaan tidak menjadi masalah utama di sana, hanya saja ada aktor yang sengaja ingin memecah belah Papua," kata Dr. Andriyana.

Dia menegaskan, Papua adalah sama seperti warganegara lain di indonesia, yang produktif bagi kemajuan tanah air. Apalagi indikasi pendidikan pemudanya di mana-mana sudah ada peningkatan.

"Pemuda-Pemuda Papua kita sudah banyak yang sadar pendidikan, lalu kalau kita mengatakan konflik ini adalah indikasi kemunduran Papua? Salah. Konflik itu terjadi hanya karena oknum ingin kita berpecah belah. Bagaimana menyelesaikan konflik kepentingan ini? Caranya adalah melibatkan segala unsur kekuatan tokoh papua untuk terlibat dalam stabilitas politik dan keamanan daerahnya," kata Dr. Andriyana Elisabeth M, So. Sc.

Pantauan TIMES Indonesia di USNI, acara ini berlangsung sangat meriah hingga ruang yang disediakan tidak muat untuk menampung para peserta seminar yang rata-rata mahasiswa USNI sendiri dan ada juga beberapa peserta mahasiswa dari kampus lain. Tampak pula, dalam acara ini banyak juga mahasiswa dari Papua yang mengikut seminar.

Sedangkan para narasumber yang hadir dalam seminar  konflik Papua di USNI ini, diantaranya adalah, Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI, Dr. Andriyana Elisabeth M, So. Sc, Direktur Daerah tertinggal , transmigrasi dan pedesaan Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Velix Vernando  Wanggai S. IP,. MAP, Tokoh pemuda Papua, Methodius Kosaai, S,H,. M.Hum. dan Dosen Prodi 1 USNI, Pradono Budi Saputro, M. Si.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES