Pendidikan

Tingkatkan SDM, USD Gelar Seminar untuk Dosen

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 13:51 | 117.13k
 Suasana Seminar Sanata Dharma Berbagi di Ruang Koendjono Gedung Pusat Lt. 4 Kampus 2 USD, Mrican. Jumat (18/10/2019). (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Suasana Seminar Sanata Dharma Berbagi di Ruang Koendjono Gedung Pusat Lt. 4 Kampus 2 USD, Mrican. Jumat (18/10/2019). (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAUniversitas Sanata Dharma (USD) terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pegawainya terutama dosen. Untuk mewujudkan hal tersebut, USD menggelar Seminar Sanata Dharma Berbagi. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk seminar, diskusi, dan tanya jawab ini bertujuan menyebarluaskan hasil penelitian para dosen di lingkungan USD yang sudah menyelesaikan pendidikan S3.

Seminar yang bertema Nano Material, Future and Challenge ini terselenggara bekerja sama dengan Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Lembaga Pengabdian dan Penelitian Masyarakat.

Rektor USD Johanes Eka Priyatma, M.Sc, Ph.D mengatakan saat ini ada dua kelompok ilmuwan yang melakukan penelitian di dua arah yang berbeda. Pertama, arah yang disebut sebagai makro kosmos yaitu pemahaman tentang alam semesta. Kemudian, kedua adalah digambarkannya fenomena lubang hitam.

“Fenomena lubang hitam berhasil dipotret berdasarkan dari data observasi yang diperoleh dari pemancar-pemancar penangkap gelombang  yang tersebar diseluruh dunia,” kata Eka saat menyampaikan sambutan Seminar Sanata Dharma Berbagi di Ruang Koendjono Gedung Pusat Lt. 4 Kampus 2 USD, Mrican, Jumat (18/10/2019)

Fenomena lubang hitam memberi pengetahuan baru namun ilmu pengetahuan, terutama ilmu fisika saat ini hanya dapat memahami sebesar 4 persen dari fenomena alam semesta yang ada.

Menurut Rektor, perkembangan ilmu pengetahuan di makro kosmos agak mengerikan karena bumi sangat kecil. Terlebih manusia yang tinggal di bumi. “Bumi dan manusia sangat kecil di hadapan alam semesta,” ungkap Eka

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP, Eko Budi Santoso, SJ, Ph.D yang menyampaikan materi tentang Symmetry Groups of Single-wall Nanotubes mengatakan dalam risetnya dia mencoba menganalisis sifat-sifat dan kelompok simetri dari barang nanotube itu apa saja. Lanjutnya, kalau sifat atom tidak stabil, nanotube tidak akan terbentuk. Jadi kalau atomnya stabil selalu ada bentuk simetrinya.

“Dari metode ini dapat hal-hal baru dimana secara matematis atau teoritis barang-barang  tabung nanotube itu bisa dibuat, Jadi penelitian ini lebih pada menganalis secara matematis,” terang Eko

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, awalnya mulai dari teori dulu, baru sekian tahun dan bahkan sekian abad kemudian, orang baru akan bisa membuat barangnya.  Tambahnya, tabung nano karbon, baru ditemukan tahun 1991 dan yang single-well (dindingnya tunggal) ditemukan tahun 1993. jadi nanotube ini masih relatif baru.

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi USD, Dr I. Gusti Ketut Puja, M.T dengan makalah bertema Pengembangan Material Karbon Nano Berbasis Bahan Alam menjelaskan, riset yang dilakukan dirinya dilakukan sintesis serat karbon nano porus dari bahan arang tempurung kelapa dengan menggunakan aluminium oksida dan getah pepaya. Selanjutnya ditambahkan oksida aluminium sebagai prekursor. Campuran kemudian diproses dengan High Energy Milling (HEM) sampai 600 ribu siklus. Ukuran dan morfologi partikel dianalisis dengan SEM dan TEM, sedangkan gugus molekul dan kristalisasi partikel dianalisis dengan FTIR dan XRD.

“Untuk meningkatkan proses sintesis karbon nano dari arang tempurung kelapa dapat digunakan getah pepaya sebagai prekursor.  Enzym pada getah pepaya mampu menguraikan gugus fungsi carbonyl sehingga membentuk permukaan berpori. Permukaan berpori ini mudah dihancurkan untuk membentuk partikel yang lebih kecil (nano),” terang Gusti

Ia menambakan, penambahan oksida aluminium pada reaksi mechanochemical mampu menggabungkan struktur fullerene-like menjadi rangkaian dimer C60 yang menyerupai serat karbon. Serat tersebut memiliki struktur komposit nano fullerene-like/bayerite yang berpotensi dikembangkan sebagai material tahan api dan semikonduktor.

Seminar Sanata Dharma berbagi yang digagas pada empat tahun lalu ini bertujuan, sebagai sarana untuk membangun komunikasi keilmuan antara mahasiswa USD dengan semua pihak yang terkait,” kata Eka, Rektor USD. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES