Pendidikan

ICRP Kupas Tantangan Perempuan Meretas Benang Radikalisme

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 12:13 | 124.39k
Diskusi ICRP Memperkuat Kebhinekaan Merajut Perdamaian di Kampus B FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (18/10/2019). (Foto : Istimewa)
Diskusi ICRP Memperkuat Kebhinekaan Merajut Perdamaian di Kampus B FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (18/10/2019). (Foto : Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP) menggelar seminar bertema Memperkuat Kebhinekaan Merajut Perdamaian di Kampus B FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (18/10/2019). 

Seminar yang dibarengi dengan acara bedah buku berjudul Muslimah Reformis ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Unair dan dihadiri oleh beberapa narasumber salah satunya ialah Prof. Dr Siti Musdah Mulia selaku ketua umum ICRP dan KH Mohammad Nizam as Shofa. 

ICRP sendiri merupakan organisasi lintas agama yang betujuan untuk membangun perdamaian.

Diskusi-ICRP-b.jpg

“Bagi kami perdamaian merupakan impian seluruh umat manusia. Jadi apapun atau siapapun kalian, pasti memnginginkan perdamaian,” ujar Siti Musdah Mulia.

Sebagai bentuk perdamaian, ICRP sering menggelar kegiatan seperti pagelaran musik, budaya, bedah buku, seminar intelektual dan kegiatan yang berkaitan dengan interface dialog. 

Dari berbagai kegiatan tersebut, ICRP akan mengumpulkan berbagai unsur, agama dan berbagai latar belakang suku dan budaya dari berbagai elemen masyarakat agar terbangunya rasa solidaritas antar anak bangsa. 

Dalam acara ini Siti Musdah Mulia juga menggelar bedah buku berjudul Muslimah Reformis yang menjabarkan tentang kaum perempuan yang harus mempunyai daya pikir untuk terciptanya perdamaian dan demokrasi bagi Indonesia. 

Siti menambahkan, lewat buku Muslimah Reformis perdamaian lebih memungkinkan tercipta ditangan para perempuan. Karena perempuan merupakan simbol kehidupan, perempuan juga memiliki sifat mengayomi. 

Diskusi-ICRP-c.jpg

“Berkaca dengan banyaknya konflik, kelompok yang paling banyak merajut perdamaian pasti kaum perempuan,” tandasnya. 

KH Mohammad Nizam as Shofa, salah satu narasumber, berharap lewat acara ini dapat merubah paradigma atau pola pikir masyarakat terutama kaum perempuan untuk dapat membentengi diri dari radikalisme yang dapat mengancam kebhinekaan kita sebagai warga Indonesia. 

"Karena Bhineka Tunggal Ika merupakan warisan para leluhur kita yang akan kita wariskan pada anak cucu kita kelak dimasa depan,” terangnya. 

Gus Nizam juga berharap pada momen pelantikan Presiden Jokowi diperiode ke-2 ini dapat memberantas kaum radikal yang dapat mengancam kebhinekaan di Indonesia. 

Ia berharap dengan digelarnya kegiatan seperti ICRP terseut, dapat merangkul para akademisi, organisasi dan semua elemen masyarakat.

“Semoga dapat menyentuh hati nurani bahwa sesungguhnya kita adalah saudara, karena sejatinya kita semua merupakan keluarga yang seharusnya dapat menjaga kerukunan hingga terciptanya perdamaian,” pungkas Gus Nizam usai mengisi acara ICRP di Unair.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES