Pemerintahan

Gubernur Jatim Siap Gelar Karpet Merah Bersamaan Karpet Hijau, Ini Maksudnya....

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 06:55 | 199.88k
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada momen Pelantikan Pengurus ISEI Surabaya Koordinator Jawa Timur. (FOTO:istimewa)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada momen Pelantikan Pengurus ISEI Surabaya Koordinator Jawa Timur. (FOTO:istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa siap menggelar "karpet merah" sekaligus "karpet hijau" dalam menerapkan kebijakan ekonomi yang seimbang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif di Jawa Timur.

Karpet merah yang dimaksudkan adalah membuka lebar untuk investasi baik PMA maupun PMDN. Sementara karpet hijau adalah mendorong berkembangnya pelaku  koperasi, UKM dan IKM

"Kita ingin buka lebar karpet merah yang artinya ini outward looking yaitu kita memberikan ruang untuk investor baik PMA maupun  PMDN. Tapi kita juga buka lebar karpet hijau yang berarti inward looking, yaitu memberikan ruang untuk koperasi, UKM dan IKM kita agar  terus berkembang," katanya.

Kofifah menegaskan hal itu dalam Simposium Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Dalam Menjaga Momentum Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (18/10/2019) siang.

Dalam kesempatan itu juga diadakan Pelantikan Pengurus ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Periode 2019-2022.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada semester 1 tahun 2019, c to c mencapai 5,64 persen sementara Y on Y mencapai 5,72 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi Nasional semester 1 tahun 2019 yang angkanya 5,05 persen. 

Jika dilihat dari sisi pengeluaran struktur PDRB di periode tersebut, kontribusi terbesar di Jawa Timur masih didominasi oleh sektor konsumsi rumah tangga. Yaitu sebesar 59,82 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,88 persen. 

Menurut Kofifah, tidak bisa pemerintah hanya membuka dan memberikan peluang lebar untuk investor saja, tetapi juga harus memberikan dukungan dan dorongan agar UKM dan IKM tetap hidup dan berkembang. Oleh karenanya program KUR menjadi signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui koperasi, UKM dan IKM. 

"Kita butuh keseimbangan antara peran investor dan pelaku UKM dan IKM. Sektor UKM-IKM juga harus mendapatkan ruang, baik permodalan, pendampingan, akses pasar  maupun  proteksi  regulasi yang dibutuhkan. Misalnya untuk petani garam, nelayan, dan sektor yang lainnya, kita ingin mereka dapat karpet hijau ini," tegas Khofifah. 

Khofifah mengatakan, pemberian akses kepada UKM dan IKM salah satunya adalah dengan memudahkan penyaluran akses modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemberian KUR kepada pelaku UKM dan IKM ini diharapkan lebih murah, cepat cair dan mudah diakses.

"Kita ingin KUR bisa lebih luas  diakses oleh  pelaku UKM dan IKM. Maka Bank Pemerintah Daerah (BPD) Jatim termasuk yang saya minta agar Non Performing Loan (NPL)-nya secara signifikan  bisa ditekan. Kami ingin  BPD Jatim bisa menjadi implementor KUR," katanya.

Untuk tujuan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa siap menggelar "karpet merah" sekaligus "karpet hijau" dalam menerapkan kebijakan ekonomi yang seimbang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif di Jawa Timur.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES