Peristiwa Daerah

Jaga Tradisi, Warga Desa Bejagung Tuban Kuras Sumur Keramat

Jumat, 18 Oktober 2019 - 15:37 | 150.74k
Kades Bejagung, Aang Sutan saat turun ke dasar sumur menggunakan alat kerek dibantu warga untuk membersihkan sumur keramat, Jumat, (18/10/2019). (Foto:Achmad Choirudin/TIMES Indonesia)
Kades Bejagung, Aang Sutan saat turun ke dasar sumur menggunakan alat kerek dibantu warga untuk membersihkan sumur keramat, Jumat, (18/10/2019). (Foto:Achmad Choirudin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Warga di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur, tetap menjaga tradisi berupa ritual kuras sumur Mbah Asyari, Jumat, (18/10/2019).

Ritual kuras sumur sedalam 35 meter itu telah menjadi tradisi yang dilakukan selama dua tahun sekali oleh warga Desa Bejagung di setiap hari Jumat legi.

Selain memang sudah menjadi tradisi, pengurasan sumur yang dianggap keramat oleh warga itu juga untuk mengangkut sampah atau kotoran di dasar yang mengendap.

Warga-Desa-Bejagung-Tuban-Kuras-Sumur-Keramat.jpg

"Bersih-bersih atau kuras sumur ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh warga desa kami," Kepala Desa Bejagung, Aang Sutan.

Pembersihan ini dilakukan untuk menjaga kebersihan sumur yang dikeramatkan, baik bagi warga sekitar atau diluar itu.

"Kita bersihkan sumurnya, karena ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Cara membersihkan ya kita turun dengan alat kerek, lalu sampahnya kita angkat naik ke atas menggunakan Jong (bak terbuat dari bambu)," sambungnya.

Dijelaskan, saat menguras sumur banyak ditemukan sampah di dalamnya, mulai batu, botol air minum, dan uang koin yang kerap diceburkan di dalamnya oleh orang yang mengharap berkah dari sumur yang dibuat oleh Mbah Pamor.

Sumur yang terbilang unik karena untuk mengambil air dari dasar harus menggunakan alat rotasi yang terbuat dari kayu balok ini, dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit.

Setelah ritual kuras sumur, selanjutnya dilakukan proses makan bersama warga dan gebyar minum es dawet yang dilaksanakan setelah salat jumat. "Semoga tradisi dan ritual yang mengandung nilai kebersamaan dan gotong royong ini tetap terjaga," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES