Peristiwa Daerah

Angka Prevalensi Stunting di Kabupaten Probolinggo Masih Tinggi

Kamis, 17 Oktober 2019 - 17:36 | 77.42k
forum dialog bantuan sosial (BPNT/PKH) dalam rangka intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting, di ruang Tengger Pemkab Probolinggo.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
forum dialog bantuan sosial (BPNT/PKH) dalam rangka intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting, di ruang Tengger Pemkab Probolinggo.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Angka prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih terbilang tinggi dari 160 daerah lainnya di Indonesia. Demikian data yang disampaikan Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial Kementerian Kominfo RI, Sarjono, Kamis (17/10/2019).

Angka stunting nasional pada tahun 2013 mencapai 37%. Kemudian di tahun 2018 turun menjadi 30%. Untuk penanganan dan pencegahannya, ada 20 kementerian yang terlibat.

Sedangkan di Kabupaten Probolinggo tahun 2013 mencapai 49,9%. Turun sebesar 9,5% pada tahun 2018 menjadi 39,9%. Sementara di tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2013 mencapai 35% dan turun pada tahun 2018 menjadi 32%.

Sarjono mengungkapkan, dalam kurun waktu beberapa tahun ini angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan grafik menurun. Penurunan angka kemiskinan ini tentunya berdampak kepada kesadaran masyarakat.

“Tetapi jangan sampai penurunan angka kemiskinan itu karena ada unsur paksaan. Sebab selama ini, bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat masih ada indikasi yang kurang tepat sasaran, kurang tepat manfaat dan kurang tepat administrasi,” katanya saat menggelar kegiatan forum dialog bantuan sosial (BPNT/PKH) dalam rangka intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting, di ruang Tengger Pemkab Probolinggo.

Menurutnya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2016, Kominfo bertugas melakukan pengendalian terhadap program ini, salah satunya pemantauan program bantuan sosial agar tepat sasaran, manfaat dan administrasi.

“Stunting tidak hanya sekedar pendek saja, tetapi juga karena kurang gizi yang kronis. Pada dasarnya stunting dan kemiskinan itu ada hubungannya. Oleh karena itu, untuk menurunkan stunting ini pemerintah sudah melakukan langkah-langkah salah satunya melalui pemberian bantuan sosial,” jelas dia.

Sarjono menerangkan, KPM sebagai penerima program PKH sudah memenuhi syarat-syarat tertentu agar bisa tepat sasaran dan tepat guna sehingga bisa menekan angka stunting di Kabupaten Probolinggo. Pola asuh juga berpengaruh kepada penurunan angka stunting.

“Sebagai upaya untuk mengintervensi penurunan angka stunting ini, Kementerian Kominfo RI melakukan kampanye hidup bersih dan sehat. Mari bersama-sama melakukan pencegahan maupun penanggulangan terhadap stunting karena masa depan generasi kita tergantung dari ibu-ibu semua,” tambah Sarjono.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Probolinggo Yulius Christian menyampaikan, forum dialog ini bertujuan memberikan ruang diskusi kepada para KPM bansos supaya tahu tentang stunting dan cara menurunkan angka stunting di Kabupaten Probolinggo.

“Pada prinsipnya kita ingin menurunkan angka stunting dengan melibatkan semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Probolinggo, yang saling bersinergi,” kata Yulis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES