Peristiwa Nasional

Benarkah Ada Upaya Gagalkan Pelantikan Presiden Jokowi?

Rabu, 16 Oktober 2019 - 19:46 | 38.51k
Diskusi bareng media massa yang digelar oleh  Ikatan Pers Mahasiswa Jakarta. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Diskusi bareng media massa yang digelar oleh  Ikatan Pers Mahasiswa Jakarta. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Optimalisasi Peran Media Massa dan Pemuda dalam Rangka Menjaga Kondusifitas Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019 menjadi tema dasar yang diangkat dalam diskusi bareng media massa yang digelar oleh Ikatan Pers Mahasiswa Jakarta.

Merespon berbagai gejolak, seperti masifnya aksi unjuk rasa gerakan mahasiswa dan insiden penyerangan Menko Polhukam Wiranto menjelang pelantikan Jokowi, turut menjadi dasar menganalisa, apakah benar ada upaya yang dapat menggagalkan pelantikan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019 nanti?

Menjawab hal itu, Najib Prasetyo, Ketua Umum DPP IMM mengatakan kegiatan demonstrasi Akbar mahasiswa sporadis se-Indonesia dan berpusat di gedung DPR RI yang dilakukan pada minggu-minggu yang lalu, bisa dipastikan itu merupakan sebuah gerakan yang murni.

Najih berpendapat, mereka melakukan pergerakan dari akar rumput yang menyuarakan tentang berbagai hal, sehingga menimbulkan gerakan yang masif.

"Hal  ini terjadi karena ada berbagai isu nasional yang kurang mereka sepakati tentang berbagai hal yang terjadi. Maka dari itu mereka melakukan sebuah gerakan jalanan yang besar." terang Najih Prasetyo dalam diskusi bareng media massa yang digelar IPMJ di Hotel Sofyan, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Namun begitu, menurut Najih, dalam aksi yang besar itu, banyak terjadi hal-hal yang dinilai kurang etis yang dilakukan oleh oknum yang memanfaatkan gerakan tersebut.

"Karena bahwasannya gerakan mahasiswa tidak akan melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Maka persoalan siapa yang membuat rusuh atau kita sebagai oknum yang menunggangi aksi ini harus bisa bertanggung jawab." terangnya.

Maka dari situlah, kata Najih, peran media yang bertugas di lapangan dalam aksi kemarin harus bisa membantu siapa sebenarnya dalang dibalik aksi itu sehingga ada oknum penyusup yang merusak citra demonstrasi tersebut. Sayangnya Najih tidak menyebutkan siapa "dalang" atau kelompok yang ingin menunggangi aksi mahasiswa.

Kemudian menurut Najih, jelang pelantikan Jokowi, banyak sekali pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melemparkan opini bahwa aka nada aksi untuk menggagalkan pelantikan.

"Maka dari itu pihak keamanan Negara harus bisa memastikan bahwa kondisi keamanan Negara kita bisa terjamin dengan baik sehingga isu-isu yang beredar bisa kita cegah. Kemudian peran media juga bisa membantu untuk memberikan informasi yang jelas dan utuh kepada masyarakat luas," tandasnya.

Sementara itu, Asep Saefuddin dari Indobarometer menyoroti akar dari persoalan yang terjadi jelang pelantikan Jokowi, bisa dipastikan ada kaitannya dengan hasil pemilu presiden pada 17 April 2019 lalu. Menurut dia tensi yang terjadi pada saat pemilu belum benar-benar turun hingga gesekan demi gesekan masih tetap terjadi.

"Adanya tensi yang belum reda (antara Kubu 01 dan Kubu 02), semuanya menghasilkan gesekan-gesekan antara pendukung satu sama lain." ujar Asep Saefuddin.

Menurutnya jika dikaitkan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa yang begitu massif, yang selalu dikaitkan dengan oknum yang menunggangi, Asep mengatakan, pada dasarnya mahasiswa tidak membenarkan bahwa aksi mereka ditunggangi.

Namun begitu banyak isu lain yang terus beredar tentang pelantikan presiden. Asep menekankan, ada hal-hal yang harus diwaspadai oleh aparat kemanan terkait dengan acara pelantikan Jokowi.

"Apalagi, kemarin ada tokoh nasional sekaligus Menteri yang diserang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga aparat kemanan harus benar-benar waspada karena ada berbagai isu beberapa gerakan yang ingin menimbulkan kericuhan terkait pelantikan, dengan begitu para mahasiswa dan masyarakat harus bisa mencegah kejadian-kejadian yang tidak di inginkan." ucap Asep.

Selain itu, menurut Asep, peran media massa juga sangat penting untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat luas sehingga isu hoaks bisa diminimalisir atau dicegah.

"Kualitas media massa juga sangat mempengaruhi opini masyarakat, maka dari itu peran media massa dan mahasiswa pada kegiatan pelantikan besok sangat diperlukan agar pelantikan presiden berjalan dengan lancar," tandasnya.

Sementara itu, Sayid Iskandar Syah, Ketua PWI Jaya merespon adanya gejolak menjelang pelantikan presiden Jokowi mengatakan, pada dasarnya, peran media massa adalah sebagai salah satu pilar pemersatu bangsa yang harus mampu meredam isu atau hoaks yang berkembang di media sosial yang berpotensi merusak persatuan.

"Media adalah bagian perekat dan pemersatu bangsa. Terkait dengan pelantikan, peran media harus bisa mereduksi isu perpecahan dan berita bohong," terang Sayid.

Menurut dia, peran media harus bisa menjadi pencerah bagi masyarakat agar tidak menimbulkan gejolak saat pelantikan presiden Jokowi. Sebagai perekat, kata Sayid, media harus mampu meredam isu perpecahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES