Peristiwa Daerah Fondasi Ramah Gempa

Ilmuwan Indonesia Temukan Fondasi Ramah Gempa Pertama di Dunia

Selasa, 15 Oktober 2019 - 11:46 | 776.15k
ILUSTRASI - Fondasi Ramah Gempa. (FOTO: Dekoruma)
ILUSTRASI - Fondasi Ramah Gempa. (FOTO: Dekoruma)
FOKUS

Fondasi Ramah Gempa

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Duet anak bangsa Ir Ryantori dan Ir Sutjipto berhasil menggagas Jaring Rusuk Beton Pasak Vertikal atau JRBPV sebagai fondasi ramah gempa pertama di dunia. 

Perjalanan panjang yang mereka lalui selama 40 tahun mampu membuktikan jika JRBPV merupakan solusi fondasi terbaik untuk bangunan bertingkat tanggung di atas soft foil (tanah lunak) serta expansive soil (tanah ekspansif).

Terbukti JRBPV telah teruji menyelamatkan bangunan pada beban gempa dahsyat 9,3 SR di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004 silam. Tidak tanggung-tanggung ratio keberhasilan mencapai 100 persen. Terdiri dari 32 buah bangunan 2-4 lantai.

Berdasarkan buku Fondasi Ramah Gempa JRBPV (Penyempurnaan dari KSLL) Konstruksi Bangunan Bawah Yang Holistik,  kedua alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mendapat bimbingan langsung dari Prof. Dr. Ir Rooseno selaku mentor tunggal dalam mengembangkan konstruksi komposit antar plat beton tersebut.

Secara teknis, konstruksi antara plat beton diperkuat rib-rib beton di bawahnya dengan tanah atau pasir yang dipadatkan secara sempurna. 

Namun setelah diskusi selama kurang lebih delapan tahun (1976-1983) ketiganya sepakat jika JRBPV memiliki kemampuan jauh di atas konstruksi komposit seperti anggapan mereka.

Sebagai solusi konstruksi jalan dan landasan/pavement terbaik, JRBPV mampu dilalui kendaraan dengan tekanan gandar 50 ton, baik untuk soft foil, expansive soil ataupun di daerah rawan gempa. Bahkan konstruksi jalan atau landasan dengan JRBPV dijamin maintenance free.

Misal untuk bangunan bertingkat tanggung, maka seluruh luasan tapak bangunan akan terangkai menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan bawah yang kokoh. JRBPV menggantikan fungsi sekitar 15-20 pekerjaan dari sub structure atau konstruksi bangunan bawah. 

Bahkan bisa didesain mengikuti arsitektur serumit apapun. Mulai split level, jarak kolom yang tidak beraturan, bentuk lengkung dan sebagainya tidak menjadi kendala. 

Selama proses pelaksanaan, aman terhadap bangunan tetangga sekitar. Tidak ada getaran, lumpur, atau resiko terhadap bangunan tetangga. Sebaliknya, JRBPV mampu mengamankan gedung yang didukungnya ketika tetangga membangun dengan mempergunakan konstruksi tiang pancang. 

Sedangkan untuk bangunan gudang atau pabrik, seluruh luasan gedung akan menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan bawah yang kokoh dan mampu menahan beban hingga 6 ton/m2. 

Sementara pada konstruksi landasan pesawat terbang atau jalan, mampu dilewati kendaraan dengan tekanan gandar 50 ton. Konstruksi sambungan (detalasi) saling mengunci, menjamin tidak ada perbedaan penurunan. 

JRBPV telah dipakai pada beberapa bangunan di Surabaya, Makassar, Padang, Jombang, Semarang, Bojonegoro, Tarakan. 

JRBPV mengantongi hak paten yang telah terdaftar di Dirjen HKI (Terdaftar-1979 : No 7191, Paten-2004 : ID No. 0 018 808 dan Paten-2016 : ID No. 043873).

Selain Prof Rooseno, dalam buku tersebut disebutkan tokoh lain yang turut berjasa dalam mengembangkan JRBPV, yakni Presiden RI ke-3 Prof. BJ. Habibie. 

Pada saat itu, Prof BJ.Habibie menjabat sebagai Menristek dan dalam kapasitas selaku Ketua Otorita Batam, telah memperkenalkan JRBPV sebagai fondasi dari passenger terminal Hang Nadim Batam. 

JRBPV karya duet anak bangsa Ir Ryantori dan Ir Sutjipto turut meraih sederet penghargaan. Antara lain PU Award 2007, Menristek Award 2009, Rekor Dunia MURI, dan tercatat dalam buku ‘Indonesia 100 Innovations’ sebagai top scorer pada 2008. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES