Adv

Bupati Bogor Berharap MRLL Sistem 2-1 Bisa Mengatasi Kemacetan di Wilayah Puncak

Sabtu, 05 Oktober 2019 - 23:47 | 35.99k
Bupati Bogor Ade Yasin bersama Kepala BPTJ, Bambang Prihartono saat melakukan peninjauan di Pos TMC Polres Bogor, Gadog, Ciawi Sabtu (5/10/2019). (FOTO: Diskominfo Pemkab Bogor)).
Bupati Bogor Ade Yasin bersama Kepala BPTJ, Bambang Prihartono saat melakukan peninjauan di Pos TMC Polres Bogor, Gadog, Ciawi Sabtu (5/10/2019). (FOTO: Diskominfo Pemkab Bogor)).

TIMESINDONESIA, CIAWIBupati Bogor Ade Yasin berharap sistem Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Sistem 2-1 (MRLL Sistem 2-1) yang baru, bisa berhasil dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar Puncak, Kabupaten Bogor.

MRLL dinilai lebih memberikan keleluasaan bagi masyarakat setempat untuk melakukan mobilitas karena tidak lagi berdasarkan buka tutup.

Menurut Ade Yasin sistem one way yang sudah dilakukan selama 32 tahun di kaswasan tersebut tidak lagi akan diterapkan kalau uji coba MRLL sistem 2-1 ini berhasil. Karena warga sebenarnya tidak menginginkan jalur one way karena dinilai mengganggu aktivitas warga.

“Kami juga mendengar aspirasi masyarakat yang sudah jenuh dengan pola one way. Sekarang kita upayakan tidak one way tapi jalur 2-1, jadi ketika kondisi macet dua ke atas satu ke bawah dan ketika kondisi macet di atas juga dua ke bawah satu ke atas,” katanya.

Namun saat ini penerapan MRLL sistem 2-1 masih dalam persiapan. Baik dari infrastruktur, sumber daya manusia dan peralatannya. “Kami mengimbau kepada wisatawan tidak harus menunggu pagi atau sore hari karena sudah bisa melajukan kendaraannya ke wilayah puncak 27 Oktober. Sekarang sedang latihan dulu, uji coba,” ucapnya.

Sementara Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Bambang Prihartono mengatakan keberhasilan sistem baru yang akan diuji coba ini, nantinya juga bergantung dari disiplin dan partisipasi semua pihak.

“Kami menyusun konsep sistem MRLL yang baru ini sudah melalui kajian di lapangan dan simulasi, selain itu komunikasi dan koordinasi secara intens terus dilakukan dengan semua pemangku kepentingan, hingga nantinya uji coba dapat kita lakukan bersama,“ kata Bambang .

Sistem MRLL Sistem 2-1 hanya diberlakukan pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Jika dalam rekayasa lalu lintas sistem buka-tutup kendaraan hanya bisa bergerak satu arah pada waktu tertentu (hanya Simpang Gadog menuju Puncak atau hanya arah sebaliknya), maka pada skema optimasi lajur 2-1 kendaraan dapat bergerak dari dua arah dalam waktu bersamaan.

Pada skema ini, setiap akhir pekan jalur Puncak akan dioptimalkan menjadi tiga lajur. Pemisahan lajur dilakukan dengan menempatkan traffic cone sepanjang Jalur Puncak mulai dari Simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia.

Dari tiga lajur yang ada, nantinya mulai pukul 03.00-13.00 WIB, lajur 1 dan 2 akan diperuntukkan bagi kendaraan yang mengarah ke Puncak (naik), sedangkan lajur 3 untuk kendaraan menuju arah Gadog (turun).

Pada pukul 12.30 -14.00 WIB lajur 1 tetap diperuntukkan bagi kendaraan yang mengarah ke Puncak (naik), namun lajur 2 untuk sementara ditutup dari arah Simpang Gadog (naik) untuk memastikan lajur 2 bersih dari kendaraan yang menuju ke Puncak, sedangkan lajur 3 tetap untuk kendaraan menuju Simpang Gadog (turun).

Selanjutnya setelah lajur 2 steril dari seluruh kendaraan, maka pada pukul 14.00-20.00 WIB arus lalu lintas berubah menjadi lajur 1 untuk kendaraan mengarah ke Puncak (naik), sedangkan lajur 2 dan 3 untuk kendaraan mengarah ke Simpang Gadog (turun).

Selanjutnya, mulai pukul 20.00-03.00 WIB pengaturan lalu lintas kembali normal menjadi dua lajur untuk dua arah. Meski jam operasional sistem 2-1 telah ditetapkan, namun demikian jika kondisi di lapangan memerlukan tindakan insidental maka dapat diberlakukan diskresi kepolisian.

Melalui uji coba sistem 2-1 ini Bambang juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa bukan berarti kemacetan di kawasan Puncak otomatis akan hilang. “Uji coba ini merupakan proses untuk mengetahui kondisi riil di lapangan sebagai upaya mengurangi kemacetan di Jalur Puncak,” jelas Bambang.

Bambang juga menjelaskan bahwa MRLL sistem 2-1 secara langsung melibatkan peran masyarakat setempat untuk ikut mengawasi. “Saat ini tengah dipersiapkan beberapa program seperti penyiapan dan pelatihan personel Petugas Keamanan Jalan Raya (PKJR) yang berasal dari masyarakat sekitar yang dilakukan oleh kepolisian,“ kata Bambang.

Selain Satlantas Polres Kabupaten Bogor, kehadiran PKJR dari unsur masyarakat ini ikut menentukan efektvitas pengawasan di lapangan. "Persiapan sekaligus sosialisasi oleh stakeholder terkait dilaksanakan mulai 1 hingga 27 Oktober 2019," kata Bambang.

Bambang menambahkan, setelah tahap uji coba MRLL Sistem 2-1 dilaksanakan, nantinya akan dilakukan analisis dan evaluasi bersama-sama, untuk kemudian diambil kesimpulan, apakah efektif atau tidak untuk diteruskan sebagai metode MRLL di Kawasan Puncak.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES