Peristiwa Daerah

Upwelling Diduga Penyebab Ratusan Ikan Mati di Maluku Bukan Karena Ini....

Senin, 14 Oktober 2019 - 21:04 | 173.89k
Ratusan ikan laut mati dan terdampar di pantai di desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. (FOTO: istimewa)
Ratusan ikan laut mati dan terdampar di pantai di desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. (FOTO: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratusan ekor ikan dari berbagai jenis yang diketahui mati dan membuat warga desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku resah, diduga disebabkan fenomena upwelling dan tidak merujuk pada tanda-tanda akan muncul gempa besar.

Dugaan itu disampaikan ahli tsunami BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Abdul Muhari. Ada beberapa pandangan yang disampaikan Muhari.

Pertama, hingga saat ini belum ada penelitian yang menyimpulkan keterkaitan antara biota laut permukaan dengan aktivitas kegempaan dari laut yang biasanya bersumber pada lempeng dengan kedalaman lebih dari 1.000 m.

Berbicara fenomena matinya ratusan ikan laut yang kemudian terdampar di pantai Muhari menambahkan, biota-biota yang selama ini seringkali mati dalam jumlah besar  terdampar di pantai adalah biota permukaan atau biota laut dangkal-karang, bukan biota laut dalam.

Ia juga menambahkan bahwa fenomena terdamparnya biota laut dangkal sering kali disebabkan oleh fenomena upwelling. Fenomena upwelling yakni arus naik ke permukaan yang biasanya membawa planton atau zat hara yang menjadi makanan biota laut dangkal, bukan merupakan efek aktivitas lempeng/sesar.

Fenomena yang terjadi tidak merujuk pada tanda-tanda akan muncul gempa besar.

Sejak terjadinya gempa dengan kekuatan M 6,5 pada 26 September 2019 lalu, BMKG telah mencatat 1.516 gempa susulan di wilayah Maluku.

Hingga Senin (14/10/2019), BNPB juga mencatat 148.619 warga masih mengungsi. Kerusakan 6.355 unit rumah terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon. Rinciannya rusak berat 1.273 unit, rusak sedang 1.837 dan rusak ringan 3.245. 

Korban meninggal mencapai 41 jiwa dan 1.602 orang terluka. Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat masih melakukan upaya penanganan darurat. Sementara Provinsi Maluku dan Kota Ambon sudah melakukan upaya-upaya transisi darurat ke pemulihan. 

Ratusan ekor ikan dari berbagai jenis yang diketahui mati dan membuat warga desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku resah, diduga disebabkan fenomena upwelling dan tidak merujuk pada tanda-tanda akan muncul gempa besar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES