Peristiwa Nasional

Ini Alasan Bandara Dekai akan Dijadikan Penghubung Daerah Tengah Papua

Senin, 14 Oktober 2019 - 17:41 | 48.65k
Rakor Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Papua bersama 13 Bupati se Provinsi Papua, Minggu (13/10/2019) di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. (FOTO: dokumen Kemenhub)
Rakor Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Papua bersama 13 Bupati se Provinsi Papua, Minggu (13/10/2019) di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. (FOTO: dokumen Kemenhub)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada gagasan bandara Nop Deliat di Dekai Yahukimo (Bandara Dekai), Papua akan digunakan sebagai penghubung dari dan menuju daerah-daerah di tengah pulau Papua karena Bandara Wamena sudah overload dan berada di ketinggian.

Sedangkan Bandara Dekai panjang landasan pacunya 2300 m, dan bisa diperpanjang sampai 2500 m. "Tanahnya flat, ideal sekali. Jadi ke depan kita ingin distribusi logistik itu tidak hanya dari Timika, Jayapura dan Wamena, tetapi juga dari dan ke Dekai," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi usai menggelar Rakor Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Papua bersama 13 Bupati se Provinsi Papua, Minggu (13/10/2019).

Selain dengan para Bupati se Provinsi Papu, Rakor yang berlangsung di ruang Sriwijaya, Kantor Pusat Kementerian Perhubungan itu juga melibatkan Kementerian PUPR, Kementerian ATR, Bappenas serta Stakeholder Transportasi dan Kepala UPT Perhubungan se-Provinsi Papua.

Tentang Bandara Dekai, Menhub mengaku sudah melihatnya sendiri. Menurutnya, Dekai bisa dicapai dari selatan dari dua tempat, yakni dari Asmat dan Mappi melalui sungai, sehingga kapasitasnya besar, dari situ pola distribusi logistik ke tengah Papua menjadi lebih bagus.

Bila harus mengembangkan Bandara Wamena, lanjut Menhub, investasinya bisa sampai Rp 1,8 triliun, dan ini jumlah anggaran yang sangat besar. Sebab kalau harus ada perpanjangan landasan misalnya maka harus ada pekerjaan pengerukan dan sebagainya. Karena itulah Menhub menginginkan agar Dekai bisa mensubstitusi Wamena.

Kalaupun Bandara Wamena akan dikembangkan, pihaknya akan membatasi sesuai dengan kemampuan. "Kami tidak akan memaksakan suatu rekayasa konstruksi yang mahal," kata Menhub.

Saat ini Bandara Dekai sudah jadi dengan runway sepanjang 2300 m. Menhub juga meninjaunya sendiri sampai ke Pelabuhan Lokon, yang nantinya sampai ke Asmat.

"Jadi itu ideal sekali karena jumlah tonase yang bisa diangkat bisa sampai 200 ton. Lalu dibawa dengan mobil hanya sejauh 45 km dan jalannya sudah besar. Setelah itu kita dengan pesawat-pesawat kecil, sudah dekat cuma 15 menit," kata Menhub.

Rakor itu juga membahas rencana penyerahan operasional Bandara Sentani pada PT Angkasa Pura I.

"Supaya anggaran yang selama ini kami dedikasikan sebanyak Rp 100-150 miliar itu bisa dipakai untuk yang lain. Malam ini (13/10) akan serah terima. Ini bukan menjual tapi konsesi kerja sama pemanfaatan. Jadi nantinya kami tidak mengeluarkan biaya operasional, tapi kami mendapatkan fee," ujar Menhub.

Demikian sejumlah gagasan mengapa Bandara Dekai akan digunakan sebagai penghubung dari dan menuju daerah-daerah di tengah pulau Papua. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES