Badai Hagibis Merenggut 23 Nyawa di Jepang, 16 Lainnya dalam Pencarian
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sampai Senin (14/10/2019) saat ini tercatat 23 orang dikabarkan meninggal dunia akibat terjangan Badai Hagibis di Jepang.
Badai ini tidak hanya menimbulkan angin dengan kecepatan 225 km/jam saja, namun juga menciptakan gelombang tinggi, hujan deras, banjir dan tanah longsor.
Selain merenggut nyawa 23 orang dan melumpuhkan Tokyo, sebanyak 16 orang lainnya dikabarkan masih belum ditemukan.
Stasiun televisi NHK Jepang menyebutkan, saat ini Jepang telah mengirim puluhan ribu pasukan dan petugas untuk menyelamatkan penduduk yang terdampar dan terkurung banjir, akibat topan terburuk itu.
Fenomena Badai Hagibis yang saat ini melanda wilayah Jepang juga mendapatkan simpati dari berbagai kalangan. Tagar #PrayForJapan pun mencuat dan masuk dalam daftar terpopuler di Twitter.
Sejumlah warganet mengunggah foto langit Jepang yang berwarna merah muda keunguan (pink).
Seperti dilansir VOA, Hagibis ini menyebabkan daerah luas di dataran rendah Jepang Tengah dan Timur terendam air dan listrik terputus ke hampir setengah juta rumah.
Larangan pendaratan pesawat di bandara Narita dan Haneda memang telah dicabut tetapi lebih dari 800 penerbangan terpaksa dibatalkan, serta juga beberapa layanan kereta api cepat Shinkansen.
PM Shinzo Abe mengadakan pertemuan darurat dan mengirim menterinya yang bertanggung jawab atas pengelolaan bencana ke daerah yang terkena. Dia mengucapkan belasungkawa untuk orang-orang yang tewas dan menyatakan simpatinya untuk semua penduduk yang terkena dampak badai Hagibis.
Sampai saat ini tercatat 23 orang dikabarkan meninggal dunia dan 16 orang lainnya masih dalam pencarian akibat terjangan badai Hagibis di Jepang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Jakarta |