Pemerintahan

Ketua MPR RI Sebut Kelompok Intoleran Mulai Terang-terangan

Minggu, 13 Oktober 2019 - 14:22 | 144.05k
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. (DOK/ti)
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. (DOK/ti)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan, kelompok intoleran sudah mulai menampakkan diri di berbagai daerah Indonesia.

"Dalam tahun-tahun terakhir ini, kelompok atau komunitas intoleran itu terlihat di mana-mana. Di sekolah, kampus perguruan tinggi, di banyak tempat kerja, dan dibanyak institusi negara atau institusi pemerintah," ujar  Bamsoet, Jakarta, Minggu (13/10/2019).

Pada saat yang sama, ada kekuatan lain yang menunggangi kecenderungan itu dengan mengerahkan pelaku teror. Kini, teror terhadap negara sudah menjadi ancaman nyata yang bisa terjadi kapan pun dan di mana saja.

Menurutnya, hal tersebut merupakan realitas masalah atau persoalan yang dihadapi Indonesia dewasa ini.

Untuk itu Bamsoet mendorong pemerintah untuk memrioritaskan upaya merangkul komunitas atau kelompok masyarakat yang menolak takdir kebinekaan Indonesia. 

Menurutnya, rumusan pendekatan kepada kelompok atau komunitas-komunitas tersebut perlu diperbarui. "Untuk mendapatkan rumusan yang tepat, Pemerintah dan parlemen patut menjalin kerja sama dengan semua lembaga atau institusi keagamaan," ucapnya.

Bamsoet menambahkan, dirinya memang sudah menyikapi kecenderungan ini dengan membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Di luar BPIP, banyak tokoh masyarakat dan pemuka agama, termasuk pejabat pemerintah, tak henti-hentinya menyerukan perlunya menjaga kerukunan dan budaya toleran. 

Namun, publik merasakan bahwa ragam program dan pendekatan untuk mereduksi perilaku intoleran itu belum membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Kecenderungan saling hina antar-kelompok atau antar-golongan, kata dia bahkan makin tinggi intensitasnya.

"Karena itu, perlu dicari rumusan program dan model pendekatan lain. Utamakan program dan pendekatan baru yang bertujuan menghilangkan saling curiga," beber Bamsoet.

Bamsoet menilai, selama ini ada kebuntuan karena keengganan berdialog. Belum lagi, kata dia sikap saling curiga antara negara dengan komunitas-komunitas itu. Untuk tujuan ini, pemerintah dan parlemen perlu mengambil inisiatif.

"Agar lebih komprehensif memahami akar permasalahan, pemerintah dan parlemen layak mendengarkan pandangan dan masukan dari lembaga-lembaga agama. Menjadi ideal jika rumusan program dan model pendekatan baru itu dilandasi kemauan baik saling merangkul dalam konteks sesama anak bangsa," kata Bamsoet, Ketua MPR RI(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES