Kopi TIMES

Menjadi Wanita Karir Sukses

Minggu, 13 Oktober 2019 - 14:04 | 72.30k
Prof Dr Rochmat Wahab
Prof Dr Rochmat Wahab

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang suami ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para istri-pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuat” (An Nisa ayat 32)

“To all the little girls who are watching, never doubt that you are valuable and powerful and deserving of every chance and opportunity in the world to pursue and achieve your own dreams”. Hillary Clinton

Emansipasi wanita dalam pendidikan di tanah air susah menampakkan hasilnya, terutama di jenjang pendidikan tinggi. Hampir sama jumlah proporsi partisipasi pendidikan antara pria dan wanita. Bahkan untuk seleksi masuk PTN yang melalui SNMPTN angka calon mahasiswa wanita menduduki proporsi cukup signifikan lebih tinggi daripada calon mahasiswa pria. Mengapa demikian, karena yang menduduki ranking 10 besar di kelas siswa SMA-MA-SMK cenderung didominasi oleh siswa wanita. Demikian juga yang sering nampak mahasiswa yang bisa meraih IPK tertinggi di setiap program studi dan fakultas di hampir semua universitas diraih oleh wisudawan puteri. Kondisi inilah yang secara perlahan-lahan dapat mengarahkan kepada wanita karir yang sukses.

Dengan penegakan demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, jumlah wanita yang bisa berhasil mengakses pekerjaan terus meningkat. Seiring dengan itu probabilitàs angka wanita yang berhasil promosi di tempat kerjanya juga terus meningkat. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada sektor yang secara konvensional didominasi oleh wanita, misalnya sektor pendidikan dan kesehatan, melainkan juga di sektor-sektor lain, misalnya ekonomi, teknologi, hankam, dan sebagainya.

Wanita yang berhasil baik secara personal maupun profesional cenderung memiliki gaya dan kebiasaan hidup yang secara signifikan berbeda dibandingkan dengan wanita lainnya. Elena (2018) mengidentifikasi wanita yang sukses cenderungmenunjukkan kebiasaan hidup sebagai berikut, (1) memiliki spirit pagi (yang digambarkan dengan memiliki banyak energi, (2) terbiasa menulis sesuatu yang penting, (3) mengetahui dan mengutamakan prioritas, (4) secara konstan memperbaiki diri, (5) menantang diri sendiri untuk kemajuan, (6) mengambil dan mengikuti pendidikan dengan serius, (7) menfokuskan diri terhadap sesuatu pada suatu waktu, (8) membuat suatu perencanaan jangka pendek, (9) menkonsumsi makanan yang sehat, (10) belajar dari kegagalan. Kesepuluh kebiasaan ini sangat terkait dengan keberhasilan hidup dunia yang di luar nilai-nilai kehidupan dan keagamaan.  Jika dengan nilai-nilai itu maka wanita yang sukses cenderung wanita yang bisa menjaga martabatnya sebagai wanita baik sebagai pribadi maupun pemimpin keluarga serta wanita yang taat menunaikan ajaran agamanya.

Wanita karir sukses tidak selalu mudah diwujudkan atau diraih. Karena dalam prakteknya ada sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan dan harus dihadapi. Linda Gimmeson (2019) mengemukakan ada  6 tantangan yang akan dihadapi oleh wanita yang mau mengejar karir, yaitu; (1) adanya kebutuhan menjadi sesuatu untuk setiap orang, (2) sedikitnya kesempatan untuk pimpinan, (3) kolega yang lebih muda, (4) adanya pilihan yang terbatas untuk yang tanpa gelar, (5) kesulitan bernegosiasi untuk kenaikan gaji, dan (6) kurangnya waktu. Selain daripada itu tantangan wanita untuk raih karir, kadangkala berupa hambatan budaya, tuntutan kerja luar yang benturan dengan tanggung jawab domistik, dan beberapa posisi terkait dengan rambu-rambu agama.

Terlepas dari tantangan apapun bentuknya, bahwa obsesi untuk wanita sukses dapat diikhtiarkan dengan berbagai upaya. Maria Bashi (2017) menawarkan sejumlah sifat yang perlu dimiliki dan dijaga, di antaranya: (1) bergairah sekali terhadap apa yang dilakukan, (2) Jangan mengharapkan sesuatu yang sempurna, (3) Menjadi boss bagi dirinya sendiri (aktif melakukan kontrol diri), (4) Percaya terhadap diri sendiri, (5) Jangan takut menghadapi resiko, (6) Menyadarinseksli, bahwa untuk sukses, harus siap gagal, (7) Peduli terhadap diri sendiri, dan (8) Jadwalkan beberapa waktu untuk sendiri.

Pada akhir Abad ke-20 memang pernah di-claim sebagai Era Kebangkitan Wanita, yang direpresentasikan dengan buku yang berjudul MEGATREND FOR WOMEN yang ditulis oleh Patricia Aburden, John Naisbitt. Buku ini menggarisbawahi kemajuan yang dicapai oleh wanita di berbagai sektor.

Dengan begitu menjaga fitrah wanita baik dalam konteks agama maupun sosial tidak bisa diabaikan. Karena itulah dalam kehidupan kita perlu melakukan pelurusan makna terhadap kesuksesan karir bagi wanita, sehingga tidak berefek terhadap wanita itu sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama. Akhirnya sangat diharapkan bahwa wanita karir sukses bisa menjadi pilihan dalam meraih bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. (*)

 

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES