Wisata

Besok, Ada Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Banyuwangi

Jumat, 11 Oktober 2019 - 22:42 | 145.95k
Festifal Ngopi Sepuluh Ewu, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Festifal Ngopi Sepuluh Ewu, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, DIATAS – Besok, Sabtu (12/10/2019), Banyuwangi akan menggelar pentas cita rasa bagi para pecinta kopi. Ribuan cangkir kopi akan disajikan gratis di sepanjang jalan utama Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu.

Pelataran warga di sepanjang Jalan Desa Adat tersebut bakal disulap bak ruang tamu, di mana pengunjung dapat menikmati kopi dengan sejuta kearifan lokal warga setempat.

Pengunjung dapat nongkrong dan menikmati secangkir kopi khas Banyuwangi tersebut dengan syarat khusus. Apa itu? 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, dalam event Ngopi Sepuluh Ewu ini masyarakat bisa menikmati kopi gratis dengan catatan, bagi pengunjung pria mengenakan udeng (tutup kepala khas masyarakat Using) dan bagi pengunjung perempuan mengenakan baju hitam dan syal. 

“Pengunjung lokal dan luar daerah bisa menikmati kopi secara gratis, asalkan mengenakan udeng bagi laki-laki dan memakai baju hitam bagi perempuan," katanya.

Syarat tersebut dimaksudkan agar masyarakat bisa melestarikan kebudayaan Bumi Blambangan. Selain kopi, pengunjung juga bisa membeli kuliner khas Banyuwangi di sepanjang 3 kilometer jalanan desa adat tersebut.

Disisi lain, Mastuki, panitia Festival Ngopi Sepuluh Ewu, selain menyediakan ribuan cangkir kopi, pihaknya juga menyediakan stand khusus untuk sentra jajanan tradisional. Antara lain rengginang, keripik gadung, ketan, pisang rebus, serabi, lanun, lopis dan kelemben.

“Festifal Ngopi Sepuluh Ewu ini sengaja kita kemas agar para pengunjung dapat cangkruan, sehingga pengunjung dapat bercengkrama dengan sejawatnya sembari menyeruput kopi yang kita sediakan,” katanya.

Untuk persiapan Festival Ngopi Sepuluh Ewu sendiri, lanjut Mastuki, pihaknya sudah menyediakan 350 kilogram bubuk kopi dengan beraneka ragam jenis. “Ada Arabika, Robusta, dan house blend," tambahan.

Menurutnya, budaya ngopi sendiri menggambarkan keramahan dan kemurahan hati warga Osing. Di mana warga yang tidak memiliki hubungan darah, bisa bersaudara karena sering ngopi bareng.

Tertarik untuk menikmati secangkir kopi dalam ajang cita rasa di Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi? Jangan lewatkan acaranya, besok di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES