Ekonomi

Tak Ingin Petani Rugi, Pemkab Bantul Akan Beli Hasil Panen

Kamis, 10 Oktober 2019 - 19:47 | 100.29k
Bupati Bantul Suharsono saat melakukan panen jagung di lahan milik kelompok tani maju dusun Celep Srigading, Sanden, Kamis (10/10/2019). (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Bupati Bantul Suharsono saat melakukan panen jagung di lahan milik kelompok tani maju dusun Celep Srigading, Sanden, Kamis (10/10/2019). (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANTUL – Bupati Bantul Suharsono mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bantul (Pemkab Bantul) akan melakukan pembelian komoditas pertanian ketika musim panen tiba namun harganya turun. Selanjutnya, hasil panen milik petani tersebut disimpan dalam gudang dan dijual saat harganya naik.

Kebijakan itu sudah dilakukan untuk komoditas padi. Hingga lahir produk beras Bantul yang sudah dipasarkan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bantul. Langkah serupa juga sudah dilakukan untuk komoditas bawang merah. Namun, karena persiapan yang kurang, belum berjalan dengan maksimal.

“Nanti, kebijakan serupa juga akan diberlakukan untuk komoditas jagung. Kedepan saya tidak ingin lagi mendengar petani mengalami kerugian saat panen,” kata Suharsono usai melakukan panen jagung di lahan milik kelompok tani maju dusun Celep Srigading, Sanden, Kamis (10/10/2019). 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sasongko memastikan sikap petani yang terburu-buru ingin menjual hasil panen menjadi penyebab utama turunnya harga. Bila petani kompak dipastikan pedagang tidak akan membeli dengan harga rendah. Sebagai pemilik hasil panen seharusnya petani menjadi penentu harga. Namun kenyataan di lapangan pedagang yang lebih mengendalikan harga.

“Bila petani kompak tidak akan menjual dengan harga yabg sesuai maka pedagang tidak akan membeli dengan harga murah,” terang Sasongko.

Sasongko memberikan apresiasi kepada kelompok tani maju yang masih bersedia menanam jagung pada musim kemarau. Sebab, di beberapa daerah petani lebih memilih membiarkan lahannya. Padahal dengan menanam jagung dipastikan akan dapat menekan harga jagung. Bila harga jagung rendah maka harga pakan ternak juga akan turun. Sebab jagung menjadi bahan pokok dalam pembuatan pakan ternak. 

Ketua kelompok tani maju Sejo Budiharto mengatakan, sejak dua tahun terakhir kelompoknya menanam komoditas jagung pada masa tanam ketiga. Dengan bantuan benih dari Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kelautan (DP3K) Bantul sebanyak 90 kilogram untuk luas lahan 6 hektare.

Berdasarkan hasil ubinan produktifitas panen mencapai 11 ton per hektare, meningkat dibanding tahun lalu 10,5 ton per hektare. Dengan harga jual Rp 4 ribu per kilo gram dalam bentuk pipilan kering. Harga ini sudah diatas harga standar Rp 3.500 per kilo gram. Sehingga petani sudah memperoleh keuntungan.

“Sebelumnya kelompok tani maju selalu menanam cabe dan bawang merah pada masa tanam ketiga. Namun dengan biaya produksi lebih murah dan serangan hama yang lebih rendah petani lebih untung bila menanam jagung. Saat panen harganya juga tinggi,” kata Budiharto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES