Peristiwa Internasional

Di Australia, Gubernur BI Berbagi Jurus Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kamis, 10 Oktober 2019 - 12:06 | 46.61k
Gubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo memberi materi dalam kuliah umum di depan akademisi dan praktisi keuangan Austalia. (Foto: istimewa)
Gubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo memberi materi dalam kuliah umum di depan akademisi dan praktisi keuangan Austalia. (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, AUSTRALIAGubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo berbagi strategi dan pengalaman Indonesia menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi melalui penerapan bauran kebijakan (policy mix) dengan akademisi dan praktisi keuangan Australia.

Turut hadir dalam Kuliah Umum bertajuk 'Central Bank Policy Mix: A New Paradigm and Indonesia Experience' yang digelar di Universitas Sydney, Australia pada Kamis (10/10/2019) itu adalah Konsul Jenderal RI di Sydney Heru Hartanto Subolo dan Konsul Ekonomi KJRI Sydney Silvia Malau.

Materi yang disampaikan Perry bersumber dari buku karangannya bersama Kepala Institut BI, Solikin M Juhro yang terbit pada 2016, namun diluncurkan dalam versi bahasa Inggris berjudul 'Central Bank Policy: Theory and Practice' pada 2019.

"Pasca krisis keuangan global, tepatnya sejak tahun 2010, Indonesia menerapkan bauran kebijakan alias policy mix yang menggabungkan kebijakan moneter dengan makroprudensial dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kerangka kebijakan yang bersifat terintegrasi ini menjadi tren dan diperhatikan oleh bank sentral lainnya," kata Perry.

Perry menegaskan penggabungan itu bagus bagi Indonesia sebagai ekonomi terbuka untuk mengantisipasi ketidakpastian dan risiko sebagai akibat sistem keuangan global yang saling terkait. Melalui kebijakan tersebut, BI berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi, harga barang, aset dan pertumbuhan ekonomi.

"Peran Bank Sentral untuk menjaga kestabilan ekonomi melalui kebijakan moneter tidak cukup. Bank Sentral juga perlu berperan dalam menjaga stabilitas keuangan karena ketika krisis terjadi, volatilitas sektor keuangan justru lebih besar," paparnya.

TIMES-Indonesia-Australia-Perry-02.jpg

Pada kuliah umum tersebut, Perry juga berbagi tentang sektor-sektor prioritas Pemerintah Indonesia dan menjawab beberapa pertanyaan seputar pembiayaan proyek infrastruktur, potensi industri otomotif Indonesia, dan koordinasi kebijakan ekonomi di dalam negeri maupun global.

Menutup materinya, Perry mendorong koordinasi kebijakan untuk menghadapi risiko perekonomian global, termasuk perselisihan dagang AS-China. "Seperti disebutkan Presiden Joko Widodo ketika merujuk pada serial Game of Throne pada pertemuan IMF-World Bank tahun 2018 di Bali, semua akan terdampak dari perang dagang tersebut, termasuk Indonesia dan Australia," imbuhnya.

Kuliah umum ini dimoderatori Asisten Gubernur untuk Bidang Ekonomi pada Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia), Dr Luci Ellis dan dihadiri sekitar 150 orang dari kalangan akademisi dan praktisi keuangan di Sydney. Profesor Sekolah Ekonomi Universitas Sydney, Mariano Kulish mengapresiasi kehadiran Perry di Sydney sebagai cerminan kedekatan hubungan bank sentral Indonesia dan Australia.

Pada kunjungan kerjanya ke Sydney mulai 7 hingga 9 Oktober 2019, Gubernur BI, Perry Warjiyo juga melakukan pertemuan dengan Bank Sentral Australia dan pegawai Bank Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Australia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES