Ekonomi

Bangun 10 Pabrik Gula Baru, Mentan RI Optimistis Indonesia Segera Swasembada

Rabu, 09 Oktober 2019 - 22:12 | 70.56k
Menteri Pertanian (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman mengunjungi Pabrik Gula Rejoso Manis Indo, di Kabupaten Blitar, Rabu (9/10/2019) siang. (Foto: Kementan RI)
Menteri Pertanian (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman mengunjungi Pabrik Gula Rejoso Manis Indo, di Kabupaten Blitar, Rabu (9/10/2019) siang. (Foto: Kementan RI)

TIMESINDONESIA, BLITAR – Menteri Pertanian RI (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman terus mendorong investasi di sektor industri gula membuahkan hasil. Target Presiden Joko Widodo, pembangunan 10 pabrik gula baru selama 5 tahun harus rampung.

“Alhamdulillah 10 pabrik gula sudah tercapai. Sebelumnya kita bisa memproduksi gula putih sebanyak 2,5 juta ton. Sementara kekurangannya 300–500 ribu ton. Kita targetkan bisa memproduksi tambahan 1 juta ton. Kalau ini semua bisa terlaksana secara optimal, maka kita sebentar lagi bisa swasembada gula putih,” ungkap Amran saat melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Gula Rejoso Manis Indo, Kabupaten Blitar, pada Rabu (9/10/2019) siang.

kementan-2.jpg

Upaya Amran mengembangkan industri gula nasional tidak berhenti di situ. Selama lima tahun ke depan, Ia memastikan Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) akan terus mendorong pembangunan pabrik-pabrik gula lainnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan gula industri.

“Untuk gula rafinasi, harus membangun 10 sampai 15 pabrik gula baru lagi dalam lima tahun ke depan. Kalau itu terlaksana, maka Indonesia akan swasembada gula putih dan gula rafinasi,” terangnya.

Amran bercerita bahwa upayanya dalam membangun pabrik gula baru tersebut menghadapi berbagai rintangan. Bahkan dirinya menyebutkan hingga kini masih ada pihak-pihak yang meragukan kemampuan produksi lahan maupun pabrik gula yang baru beroperasi tersebut.

“Kendala banyak, tapi kita harus optimistis. Misalnya, ada yang protes bahwa lahan di Bombana tidak layak. Tapi terbukti produksinya 140 ton,” ujar Amran.

Kementan RI saat ini memang fokus pada pengembangan tebu di lahan-lahan suboptimal, seperti lahan kering di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara maupun lahan rawa Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

“Kita harus optimalkan lahan kering yang biasanya susah kita tanami, sekarang kita tanam tebu. Semua itu bisa terjadi karena kita gunakan teknologi baru, seperti drip irrigation. Dengan penggunaan teknologi baru ini, produksi meningkat dua kali lipat,” jelas Amran.

Amran titip pesan kepada pemerintah daerah setempat untuk menjaga pabrik gula yang baru beroperasi ini. “Kita harus fasilitasi dan bantu agar investor mau berinvestasi di negara kita. Jangan dimusuhi. Kalau ada salah, kita beritahu. Tapi jangan dimusuhi,” tandasnya.

Sikap kooperatif yang berupaya ditularkan Amran ke aparatur pemerintah daerah tersebut bukan tanpa alasan kuat. Apalagi kehadiran pabrik gula Pabrik Gula Rejoso Manis Indo diyakini Amran dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar.

Pabrik gula merupakan usaha yang padat karya, membutuhkan banyak tenaga kerja. Di plasma perkebunan gula ini, 75 persen warga terlibat. Dengan adanya pabrik gula ini, roda perekonomian wilayah sekitar pun ikut bergerak,” kata  Mentan RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES