Kreatif, Tiga Pelajar Lamongan Olah Sampah Kulit Siwalan Jadi Kertas
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Kulit siwalan biasanya hanya terbuang sia-sia dan menjadi sampah. Namun ditangan tiga pelajar SMA di Lamongan, kulit siwalan yang sangat berserat itu bisa menjadi sebuah kertas untuk media tanam alternatif.
Ide pemanfaatan serat suwalan tersebut digagas oleh tiga pelajar SMA Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, yaitu Faradhita Diniyatuz Zahroh, Almas Naifatuzzuhroh dan M. Ariiq Setiawan.
Almas Naifatuzzahroh mengatakan, ide tersebut muncul karena begitu banyak kulit siwalan yang belum termanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.
"Di wilayah Lamongan, khususnya di wilayah Paciran kan banyak kulit buah siwalan dan itu terbuang begitu saja, sehingga menjadi limbah," kata Almas, Senin (7/10/2019).
Almas menyebut, proses untuk membuat kertas berbahan utama serat kulit siwalan tersebut cukup sederhana. Proses pertama adalah mengumpulkan kulit siwalan, kemudian dipotong-potong dan dijemur hingga berwarna kecoklatan.
"Setelah itu dihaluskan untuk diambil seratnya saja," ujarnya.
Selanjutnya, serat kulit siwalan tersebut kembali dipotong-potong, kemudian dicampur dengan lem dan diaduk hingga menjadi adonan.
"Lem yang kita gunakan adalah lem PVAc, selanjutnya adonan tersebut kita cetak menggunakan alat sablon. Setelah dicetak menjadi kertas itu diberi benih tanaman, seperti cabai, terong atau yang lainnya," tuturnya.
Sementara Faradhita Diniyatuz Zahroh, mengatakan, kedepan dirinya ingin lebih mengembangkan karya yang mampu meraih juara favorit dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang beberapa waktu lalu itu.
"Pengennya sih bisa dikembangkan lagi, soalnya produknya kan bagus, selain mengurangi sampah kulit siwalan juga bisa menumbukan individu baru berupa tanaman," kata Faradhita.
Keinginan serupa juga diutarakan pihak sekolah, Aminulloh Fatkhur Roziqi, Humas SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, yang menginginkan agar kertas berbahan serat kulit siwalan karya tiga pelajar tersebut dapat diproduksi secara massal. "Kemarin kita baru ngobrol dengan pengusaha muslim Jawa Timur, kalau misalnya ada yang punya semacam pabrik yang bisa mengelola labih besar produk itu, kita upayakan untuk mencoba," kata Amin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Lamongan |