Peristiwa Daerah

Kader AMM Tuban Menuntut Keadilan atas Meninggalnya Mahasiswa Halu Oleo

Sabtu, 28 September 2019 - 17:11 | 80.04k
Puluhan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tuban, Jawa Timur saat aksi demo di depan Mapolres Tuban, yang menuntut keadilan atas meninggalnya Immawan Randi dan Muhammad Yusuf mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, (28/09/201
Puluhan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tuban, Jawa Timur saat aksi demo di depan Mapolres Tuban, yang menuntut keadilan atas meninggalnya Immawan Randi dan Muhammad Yusuf mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, (28/09/201

TIMESINDONESIA, TUBAN – Puluhan kader Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Tuban (AMM Tuban), Jawa Timur menuntut keadilan atas meninggalnya Immawan Randi dan Muhammad Yusuf, mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara dalam aksi demo di depan kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara beberapa saat lalu. Kedua mahasiswa itu diduga meninggal akibat luka tembak.

Tuntutan keadilan itu disampaikan puluhan simpatisan dari kader AMM dengan cara menggelar aksi demo di depan Mapolres Tuban, Sabtu (28/09/2019). “Kami minta pelaku kasus penembakan diusut tuntas,” orasi Yusril Ihza Mahendra, koordinator aksi yang juga Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tuban.

AMM-Tuban-2.jpg

Dalam aksinya, puluhan massa melakukan long march dari kantor Pemuda Muhammadiyah Tuban menuju Mapolres Tuban. Mereka juga membentang beberapa poster bertuliskan  “tolak sanksi internal, pidanakan pembunuh, usut tuntas kasus pembunuhan mahasiswa," dan beberapa tulisan lainnya.

“Kami mengutuk keras aparat kepolisian yang melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa dan masyarakat yang melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi,” terang Yusril Ihza Mahendra.

Selain itu, massa juga menyuarakan agar pihak kepolisian mengusut tuntas pelaku kekerasan dan pelaku penembakan terhadap massa aksi yang berujung dua mahasiswa meninggal dunia. Jika dalam jangka waktu dua hari terhitung sejak Sabtu, (28/9/2019) pukul 09.00 WIB, kasus tidak terungkap maka Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian harus mundur dari jabatannya.

“Jika tidak mampu mengungkap, maka Kapolri harus mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban,” jelas Yusril Ihza Mahendra.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan agar Kapolri Tito Karnavian untuk memperbaiki standar operasional prosedur dalam menjalankan tugas sebagai pihak keamanan. Sehingga ke depannya tidak ada lagi aktivis yang meninggal dunia ketika menyampaikan aspirasi.

“Pihak kepolisian yang melakukan tindakan anarkis terhadap mahasiswa yang sedang aksi untuk di hukum seberat-beratnya,” tambahnya.

Setelah melakukan orasi, massa kemudian shalat ghaib di tepi jalan Mapolres Tuban dengan melepas jaket almamater. Hal itu sebagai bentuk bela sungkawa dan penghormatan terakhir kepada almarhum Randi dan Muhammad Yusuf. “Sholat ghaib ini untuk mendoakan dan bentuk bela sungkawa serta penghormatan terakhir kepada almarhum,” katanya.

Usai menjalani sholat ghaib untuk dua korban mahasiswa itu, massa AMM Tuban kemudian membubarkan diri dengan tertib dan dikawal ketat oleh aparat keamanan Polres Tuban. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES