Peristiwa Daerah

Seni Hadrah Jembatan Komunikasi dan Membentengi Ajaran Sesat 

Rabu, 25 September 2019 - 17:55 | 303.52k
Tujuh belas grup Hadrah mengikuti Festival Hadrah yang diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia) 
Tujuh belas grup Hadrah mengikuti Festival Hadrah yang diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, BATU – Dahulu, Terbangan atau ada juga yang menyebut dengan istilah Hadrah menjadi jembatan komunikasi antarsantri saat merencanakan aksi perlawanan melawan penjajah Belanda. 

Begitu juga saat Partai Komunis Indonesia (PKI) menggunakan seni dan budaya untuk menyebarkan paham mereka, Kesenian Hadrah digunakan untuk membentengi masyarakat dari ajaran ini. 

Kini kesenian Islami ini masih hidup dengan subur di Kota Wisata Batu, setiap desa memiliki grup musik Hadrah ini.

Tujuh-belas-grup-Hadrah-a.jpg

Bahkan, ada satu desa yang memiliki sembilan grup musik Hadrah sekaligus. "Itu baru grup putri, masih ada grup Hadrah putra dan masih juga ada grup yang belum tercatat karena belum masuk paguyuban," kata Ketua Paguyuban Majelis Taklim Hadrah Kota Batu, Asmaul Husna. 

Minat masyarakat Kota Batu mempelajari kesenian Islami Hadrah cukup besar. Dari waktu ke waktu jumlah grup terus bertambah. 

Saat ini ada 45 grup Hadrah yang bergabung dalam Paguyuban Majelis Taklim Hadrah Kota Batu. Satu grup Hadrah memiliki anggota minimal 20 orang. 

Perkembangan ini semakin pesat saat Pemkot Batu selalu menggelar Festival Hadrah saat memperingati Hari Ulang Tahun Kota Batu yang jatuh pada bulan Oktober.

Tujuh-belas-grup-Hadrah-b.jpg

Kesenian Hadrah pun semakin menggeliat. Tumbuh pesatnya grup musik Hadrah ini mulai terlihat sejak tahun 2000, namun baru empat tahun ini Pemkot Batu menggelar Festival Hadrah. 

Tahun 2018, 45 grup Hadrah sepakat membuat Paguyuban yang menjadi media komunikasi antargrup dan antaranggota Hadrah. "Kita ingin ada 1000 rebana yang selalu menghiasi Kota Wisata Batu ini dengan lantunan Shalawat Nabi," ujarnya. 

Kemampuan grup Hadrah pun semakin bagus, performa permainan masing-masing grup semakin bagus. "Peralatan pun semakin lengkap, semangat Ibu-ibu Kota Batu ikut menggemakan Sholawat sangat besar, kita berharap nanti ada pelatih spesial yang bisa menambah pengetahuan kita soal Hadrah," katanya. 

Selama ini, grup Hadrah mempelajari secara otodidak dan mempelajari dari para sesepuh yang memiliki keahlian. 

Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko M.Si mengatakan bahwa kegiatan ini sangat positif. Tidak hanya lewat kegiatannya, namun ada keberkahan dari setiap lantunan shalawat yang dibacakan. 

Ditempat terpisah Kabag Kesra, Ismail Ghani berharap Festival Hadrah se-Kota Batu yang tahun ini dilaksanakan hari ini, Rabu (25/9/2019) dilakukan untuk tetap melestarikan Kesenian Islami ini.  "Kita lestarikan budaya Islam dan mempererat ikatan persaudaraan, sekaligus kita memperingati tahun baru Islam dan HUT Kota Batu," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES