Peristiwa Daerah

Minta Hujan, Warga di Kabupaten Blitar Saling Cambuk di Tradisi Tiban

Selasa, 24 September 2019 - 17:49 | 201.04k
Dua orang saling mencambuk bergantian di Tradisi Tiban yang dilaksanakan Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Selasa (24/9/2019). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Dua orang saling mencambuk bergantian di Tradisi Tiban yang dilaksanakan Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Selasa (24/9/2019). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLITAR – Sudah menjadi tradisi tiap musim kemarau seperti saat ini, warga Dusun Centong, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, mengelar tradisi kesenian tradisional Tiban, Selasa (24/9/2019).

Tiban merupakan tradisi budaya adu ketangkasan bela diri di atas ring yang melibatkan dua orang dewasa. Dua orang itu bertarung mengunakan cambuk yang terbuat dari anyaman lidi aren. Dalam tradisi Tiban masing-masing petarung mendapatkan giliran tiga kali mencambuk lawan. Secara bergantian. 

Dari pantauan Times Indonesia, di atas ring ada 4 wasit. Ketika mendapatkan giliran yang dicambuk, seorang petarung harus menggunakan helm sebagai pengaman kepala. Tidak hanya itu, kepala dan wajah adalah anggota tubuh yang tidak boleh dicambuk.

'Tiban merupakan tradisi turun temurun masyarakat Blitar, Tulungagung, Kediri dan sekitarnya," ungkap Ketua Panitia Tradisi Tiban di desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Sukadi.

Dahulu, dikatakan Sukadi, Tradisi Tiban adalah sebuah permohonan kepada yang maha kuasa agar diturunkan hujan. Ia menegaskan dalam tradisi ini, bukan unsur kekerasan yang ditonjolkan, melainkan nilai-nilai luhur untuk menjaga keseimbangan alam dan menjalin persaudaraan antarpaguyuban.

"Tradisi Tiban ini kita lestarikan untuk menjalin persaudaraan dengan para jawara Tiban dari berbagai daerah. Dengan tradisi ini kita bersilaturahmi," sambungnya. 

Tradisi Tiban di Dusun Centong Desa Sawentar ini akan berlangsung selama 15 hari ke depan. Diuraikan Sukadi, pada hari Minggu nanti akan banyak petarung atau Jawara Tiban dari luar daerah berpartisipasi meramaikan Tradisi Tiban.

"Selama 15 hari tradisi ini hanya kami laksanakan 2 jam per hari, dari pukul 14.00 sampai 16.00," jelasnya.

Untuk menyaksikan tradisi ini, pengunjung tidak dipungut biaya. Panitia hanya menyediakan kotak amal di area parkir kendaraan dan di pintu masuk pelaksanaan Tradisi Tiban.

Diuraikan Sukadi, keuntungan dari pelaksanaan Tradisi Tiban ini akan disumbangkan untuk pembangunan musholla di Dusun Centong, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Blitar

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES