Peristiwa Daerah

Musim Kemarau, Pemkab Bantul Perbaiki Irigasi Pertanian

Selasa, 24 September 2019 - 13:18 | 41.57k
Petani sedang menanam padi. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Petani sedang menanam padi. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAMusim kemarau tak hanya membuat kekeringan. Sejumlah irigasi pertanian di Kabupaten Bantul, Yogyakarta terkena imbasnya. Yakni, tidak dapat mengalirkan air ke lahan pertanian karena memang tidak ada pasokan air.

Dari sekitar 81 persen lahan pertanian di Kabupaten Bantul yang biasanya terjangkau irigasi pertanian, kini hanya 30 persen saja yang dapat terjangkau irigasi.

“Irigasi tidak dapat mengaliri lahan pertanian karena memang tidak ada pasokan air, kan musim kemarau,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPU PKP) Pemkab Bantul, Suyitno, Selasa (24/9/2019).

Nah, untuk memaksimalkan fungsi irigasi. DPU PKP Pemkab Bantul mulai melakukan normalisasi irigasi. Setidaknya, ada sekitar 100 titik irigasi primer dan skunder sepanjang 15 ribu kilo meter yang dilakukan normalisasi. Hal ini bertujuan agar pemanfaatan irigasi saat musim hujan nanti untuk lahan pertanain dapat optimal.

“Irigasi yang diperbaiki nantinya dapat dimanfaatkan lahan pertanian seluas 8.600 hektare,” terang Suyitno.

Selain normalisasi saluran irigasi, pihaknya meminta kepada para petani untuk menanam komoditas palawija. “Palawija tidak terlalu banyak membutuhkan air dan dapat dipastikan tidak akan mengalami gagal panen,” terang Suyitno.

Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan (DP3K) Pemkab Bantul, Bambang Pin Erwanto mengatakan, kemarau panjang tidak mengganggu target produski beras di Kabupaten Bantul. Sebab, tahun ini ketersediaan beras di DIY telah memenuhi target produksi yaitu mencapai 104. 406 ton. Sedangkan di Kabupaten Bantul hingga September 2019 ini produksi beras sudah tercapai 94.996 ton.

“Sehingga masih kurang sekitar 10 ribu ton. Kami optimis kekurangan ini akan tertutup pada musim tanam keempat Oktober, November, dan Desember 2019,” terang Bambang.

Terkait rekomendasi untuk menanam palawija pada musim tanam ketiga tahun 2019. Bambang mengakui terdapat petani yang tetap menanam padi. Namun, sebagian besar petani yang tetap menanam padi berada di sekitar jalur irigasi primer sehingga, area pertanian tetap dapat panen. Sedangkan petani yang mengalami gagal panen yang berada di wilayah yang dilanda kekeringan.

“Para petani sudah menggunakan ilmu titen, petani sudah memperhitungkan dengan matang bila memutuskan menanam padi,” papar Bambang yang ikut mendukung upaya perbaikan irigasi pertanian yang dilakukan oleh DPU PKP Pemkab Bantul pada Musim kemarau ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES